6 Kandidat Pengganti Joe Biden karena Dinilai Tua dan Lemah sebagai Capres untuk Melawan Donald Trump

Selasa, 02 Juli 2024 - 14:14 WIB
loading...
6 Kandidat Pengganti Joe Biden karena Dinilai Tua dan Lemah sebagai Capres untuk Melawan Donald Trump
Kamala Harris menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan Joe Biden sebagai calon presiden Partai Demokrat. Foto/AP
A A A
WASHINGTON - Kinerja debat Presiden AS Joe Biden yang lemah pekan lalu menimbulkan kejutan di seluruh partai Demokrat. Itu menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang bisa menggantikannya dalam pencalonan presiden jika ia memutuskan untuk mundur.

Langkah ini – meskipun kecil kemungkinannya – akan menciptakan mimpi buruk logistik, dan dapat memicu perselisihan antar partai di kalangan Demokrat hanya beberapa bulan sebelum para pemilih memberikan suara mereka.

Namun ketika Partai Demokrat mengungkapkan kepanikan dan kebingungan mengenai masa depan pencalonan Biden, hal ini menimbulkan diskusi mengenai apakah presiden berusia 81 tahun tersebut merupakan kandidat yang tepat untuk menghadapi mantan Presiden Donald Trump pada bulan November.

Banyak anggota Partai Demokrat yang menekankan pentingnya mengalahkan Trump ketika mendukung atau menentang klaim Biden atas pencalonan partai tersebut.

Ada beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan agar presiden dapat digantikan, namun kecil kemungkinannya bahwa Biden akan mengosongkan pencalonannya hanya dalam waktu empat bulan menjelang pemilu.

6 Kandidat Pengganti Joe Biden karena Dinilai Tua dan Lemah sebagai Capres untuk Melawan Donald Trump

1. Wakil Presiden Kamala Harris

6 Kandidat Pengganti Joe Biden karena Dinilai Tua dan Lemah sebagai Capres untuk Melawan Donald Trump

Foto/AP

Wakil Presiden Kamala Harris, yang sudah mencalonkan diri, adalah pilihan yang jelas untuk menggantikan Biden.

Sebagai wakil presiden, ia menjadi wajah kampanye pemerintah untuk melindungi hak-hak reproduksi setelah Mahkamah Agung membatalkan Roe v Wade.

Harris telah terbukti menjadi sekutu setia presiden dan dengan gigih membela kinerja debatnya. Setelah acara tersebut, dia mengakui bahwa presiden mempunyai "awal yang lambat" namun berpendapat bahwa presiden memberikan jawaban yang lebih substantif daripada Trump.

“Orang-orang bisa berdebat tentang gaya, tapi pada akhirnya pemilu ini dan siapa presiden Amerika Serikat harus membahas substansinya,” kata Harris kepada CNN, Kamis malam.

Harris mempunyai reputasi yang kuat karena jabatannya sebagai wakil presiden, namun ia berjuang dengan peringkat persetujuan yang rendah selama masa jabatannya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0883 seconds (0.1#10.140)
pixels