Profil Presiden Bolivia Luis Arce yang Selamat dari Kudeta Militer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Bolivia Luis Arce baru saja menghadapi upaya kudeta yang dimotori Panglima Militer Jenderal Juan Jose Zuniga.
Aksi kudeta itu diwarnai dengan penyerbuan istana kepresidenan oleh para tentara dengan kendaraan lapis baja.
Jenderal Zuniga berdalih upaya kudetanya untuk "membangun kembali demokrasi" di Bolivia. Namun, aksinya telah gagal dan akan menghadapi penyelidikan kriminal yang bisa membuatnya dipenjara bertahun-tahun.
Setelah gagalnya upaya kudeta, pihak berwenang Bolivia menangkap Jenderal Zuniga. Kantor berita AP juga melaporkan bahwa Arce telah memerintahkan penangkapan juga terhadap Wakil Laksamana Angkatan Laut Juan Arnez Salvador.
Luis Alberto Arce Catacora merupakan presiden ke-67 Bolivia yang sudah menjabat sejak 2020.
Dia memimpin Bolivia dengan didampingi David Choquehuanca sebagai wakil presiden (Wapres).
Selain menjadi politikus kenamaan Bolivia, Arce sebelumnya juga dikenal sebagai seorang bankir dan ekonom. Dia pernah menjadi menteri perekonomian Bolivia.
Mengutip AP, Jumat (28/6/2024), Arce lahir pada 28 September 1963. Artinya, saat ini usianya sudah memasuki 60 tahun.
Arce pernah belajar ekonomi di Inggris. Sebagai ekonom, dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja di bidang perbankan dan akuntansi, khususnya di bank sentral.
Kiprahnya tersebut membuat Evo Morales yang waktu itu menjadi Presiden Bolivia tertarik padanya. Akhirnya, Morales menunjuk Arce sebagai menteri pada 2006.
Lebih dari sepuluh tahun mengabdi untuk pemerintahan Morales, Arce banyak dipuji dengan berbagai keberhasilannya. Akan tetapi, akhir masa jabatannya harus berlangsung lebih cepat akibat diagnosis kanker ginjal yang memaksanya pergi berobat ke luar negeri.
Setelah menjalani pemulihan, Arce kembali diangkat ke posisinya yang dulu pada Januari 2019. Namun, dia mengundurkan diri dari jabatannya di tengah kerusuhan sosial yang dihadapi Bolivia pada Oktober-November.
Puncaknya, Morales dipecat sebagai presiden oleh Parlemen di tengah tuduhan kecurangan pemilu. Setelahnya, muncul nama presiden baru; Jeanine Anez.
Terlepas dari itu, Arce ternyata berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden Bolivia. Dia pun mulai membangun reputasinya dengan melakukan sejumlah kampanye, termasuk di luar negeri.
Pada 2020, Arce memenangkan pemilu setelah periode kekacauan politik yang mendalam di Bolivia. Sebagai presiden, dia mulai membangun kembali stabilitas politik.
Melihat berbagai kebijakannya, Arce telah berjuang untuk mengelola kekurangan dolar AS yang membebani perekonomian. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat kredit menurunkan peringkat utang Bolivia ke status “sampah”.
Selain itu, pemerintahan Arce juga menandatangani perjanjian dengan perusahaan-perusahaan Rusia dan China untuk mengembangkan cadangan litium dalam jumlah besar. Sayangnya, Parlemen belum menyetujui kontrak apa pun.
Terbaru, pemerintahan Arce dilanda upaya kudeta. Stasiun televisi Bolivia memperlihatkan Arce sempat berhadapan dengan pemimpin pemberontakan dan terlihat tidak gentar.
“Saya kapten kalian, dan saya perintahkan kalian untuk menarik mundur pasukan kalian, dan saya tidak akan membiarkan pembangkangan ini,” kata Arce.
Pada langkah strategisnya untuk meredam pemberontakan, Arce menunjuk seorang komandan militer baru. Dia berhasil mengakhiri upaya kudeta dalam sekitar 5 jam.
Demikianlah ulasan mengenai profil Presiden Bolivia Luis Arce yang selamat dari kudeta militer.
Aksi kudeta itu diwarnai dengan penyerbuan istana kepresidenan oleh para tentara dengan kendaraan lapis baja.
Jenderal Zuniga berdalih upaya kudetanya untuk "membangun kembali demokrasi" di Bolivia. Namun, aksinya telah gagal dan akan menghadapi penyelidikan kriminal yang bisa membuatnya dipenjara bertahun-tahun.
Setelah gagalnya upaya kudeta, pihak berwenang Bolivia menangkap Jenderal Zuniga. Kantor berita AP juga melaporkan bahwa Arce telah memerintahkan penangkapan juga terhadap Wakil Laksamana Angkatan Laut Juan Arnez Salvador.
Profil Presiden Bolivia Luis Arce
Luis Alberto Arce Catacora merupakan presiden ke-67 Bolivia yang sudah menjabat sejak 2020.
Dia memimpin Bolivia dengan didampingi David Choquehuanca sebagai wakil presiden (Wapres).
Selain menjadi politikus kenamaan Bolivia, Arce sebelumnya juga dikenal sebagai seorang bankir dan ekonom. Dia pernah menjadi menteri perekonomian Bolivia.
Mengutip AP, Jumat (28/6/2024), Arce lahir pada 28 September 1963. Artinya, saat ini usianya sudah memasuki 60 tahun.
Arce pernah belajar ekonomi di Inggris. Sebagai ekonom, dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja di bidang perbankan dan akuntansi, khususnya di bank sentral.
Kiprahnya tersebut membuat Evo Morales yang waktu itu menjadi Presiden Bolivia tertarik padanya. Akhirnya, Morales menunjuk Arce sebagai menteri pada 2006.
Lebih dari sepuluh tahun mengabdi untuk pemerintahan Morales, Arce banyak dipuji dengan berbagai keberhasilannya. Akan tetapi, akhir masa jabatannya harus berlangsung lebih cepat akibat diagnosis kanker ginjal yang memaksanya pergi berobat ke luar negeri.
Setelah menjalani pemulihan, Arce kembali diangkat ke posisinya yang dulu pada Januari 2019. Namun, dia mengundurkan diri dari jabatannya di tengah kerusuhan sosial yang dihadapi Bolivia pada Oktober-November.
Puncaknya, Morales dipecat sebagai presiden oleh Parlemen di tengah tuduhan kecurangan pemilu. Setelahnya, muncul nama presiden baru; Jeanine Anez.
Terlepas dari itu, Arce ternyata berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden Bolivia. Dia pun mulai membangun reputasinya dengan melakukan sejumlah kampanye, termasuk di luar negeri.
Pada 2020, Arce memenangkan pemilu setelah periode kekacauan politik yang mendalam di Bolivia. Sebagai presiden, dia mulai membangun kembali stabilitas politik.
Melihat berbagai kebijakannya, Arce telah berjuang untuk mengelola kekurangan dolar AS yang membebani perekonomian. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat kredit menurunkan peringkat utang Bolivia ke status “sampah”.
Selain itu, pemerintahan Arce juga menandatangani perjanjian dengan perusahaan-perusahaan Rusia dan China untuk mengembangkan cadangan litium dalam jumlah besar. Sayangnya, Parlemen belum menyetujui kontrak apa pun.
Terbaru, pemerintahan Arce dilanda upaya kudeta. Stasiun televisi Bolivia memperlihatkan Arce sempat berhadapan dengan pemimpin pemberontakan dan terlihat tidak gentar.
“Saya kapten kalian, dan saya perintahkan kalian untuk menarik mundur pasukan kalian, dan saya tidak akan membiarkan pembangkangan ini,” kata Arce.
Pada langkah strategisnya untuk meredam pemberontakan, Arce menunjuk seorang komandan militer baru. Dia berhasil mengakhiri upaya kudeta dalam sekitar 5 jam.
Demikianlah ulasan mengenai profil Presiden Bolivia Luis Arce yang selamat dari kudeta militer.
(mas)