Israel Bebaskan Pemimpin Hamas Beberapa Jam setelah Ditangkap
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Otoritas Israel membebaskan Aziz Dweik, juru bicara Dewan Legislatif Palestina yang dibubarkan dan pemimpin senior Hamas, pada Kamis malam (20/6/2024).
Anadolu Agency melaporkan pembebasan ini terjadi beberapa jam setelah penangkapannya, mengutip sumber keluarga.
Pada Rabu, pasukan Israel menahan Dweik setelah menyerbu rumahnya di lingkungan El-Gamaha di Hebron, yang terletak di Tepi Barat selatan.
Media Palestina melaporkan pasukan Israel menggunakan granat kejut dan gas air mata secara ekstensif selama penyerbuan di kediaman Dweik yang berusia 75 tahun.
Dweik telah dibebaskan kurang dari sepekan setelah delapan bulan penahanan administratif.
Dalam pernyataan, Hamas mengutuk penangkapan kembali Dweik, menggambarkannya sebagai "brutal dan pembalasan."
Hamas mencatat penangkapan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pembebasannya sebelumnya.
Kelompok pejuang Hamas menegaskan upaya penjajah Israel untuk mematahkan keinginan Dweik dan tahanan lainnya tidak akan berhasil dan pada akhirnya akan gagal.
Gerakan ini menyerukan kepada badan legislatif di seluruh dunia, organisasi hak asasi manusia dan lembaga hukum untuk mengutuk tindakan ini guna menuntut diakhirinya praktik agresif dan pembalasan terhadap Dweik dan semua tahanan.
Hamas juga mendesak Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kesejahteraannya.
Israel meningkatkan penangkapan dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, seiring genosida yang berlangsung di Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.431 warga Palestina tewas, dan 85.653 orang lainnya terluka dalam genosida yang dilakukan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Selain itu, sebanyak 11.000 orang masih hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
Anadolu Agency melaporkan pembebasan ini terjadi beberapa jam setelah penangkapannya, mengutip sumber keluarga.
Pada Rabu, pasukan Israel menahan Dweik setelah menyerbu rumahnya di lingkungan El-Gamaha di Hebron, yang terletak di Tepi Barat selatan.
Media Palestina melaporkan pasukan Israel menggunakan granat kejut dan gas air mata secara ekstensif selama penyerbuan di kediaman Dweik yang berusia 75 tahun.
Dweik telah dibebaskan kurang dari sepekan setelah delapan bulan penahanan administratif.
Dalam pernyataan, Hamas mengutuk penangkapan kembali Dweik, menggambarkannya sebagai "brutal dan pembalasan."
Hamas mencatat penangkapan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pembebasannya sebelumnya.
Kelompok pejuang Hamas menegaskan upaya penjajah Israel untuk mematahkan keinginan Dweik dan tahanan lainnya tidak akan berhasil dan pada akhirnya akan gagal.
Gerakan ini menyerukan kepada badan legislatif di seluruh dunia, organisasi hak asasi manusia dan lembaga hukum untuk mengutuk tindakan ini guna menuntut diakhirinya praktik agresif dan pembalasan terhadap Dweik dan semua tahanan.
Hamas juga mendesak Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kesejahteraannya.
Israel meningkatkan penangkapan dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, seiring genosida yang berlangsung di Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.431 warga Palestina tewas, dan 85.653 orang lainnya terluka dalam genosida yang dilakukan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Selain itu, sebanyak 11.000 orang masih hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
(sya)