Pejabat AS Sebut Pertempuran dengan Yaman Paling Sengit Sejak Perang Dunia II
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kampanye yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melawan Angkatan Bersenjata Yaman, yang berafiliasi dengan gerakan Ansarallah atau Houthi, “telah berubah menjadi pertempuran laut paling sengit yang pernah dihadapi Angkatan Laut sejak Perang Dunia II”.
Associated Press melaporkan hal itu pada hari Jumat (14/6/2024), mengutip “para pemimpin dan pakar.”
Volume pengiriman telah turun secara signifikan di koridor penting Laut Merah “yang mengarah ke Terusan Suez dan ke Mediterania,” karena “serangan hampir setiap hari” yang dilakukan Ansarallah sejak November.
Mulai bulan November, Ansarallah telah bergabung dengan kelompok Perlawanan Arab lainnya dalam menargetkan Israel di tengah serangan berdarah Israel terhadap Jalur Gaza.
Kelompok lainnya termasuk Hizbullah Lebanon, Perlawanan Islam di Irak dan, akhir-akhir ini, Perlawanan Islam di Bahrain.
Posisi Ansarallah secara langsung terkait dengan kebijakan Israel untuk membuat warga Palestina di Gaza kelaparan.
Namun, alih-alih menuntut diakhirinya pengepungan Israel di Gaza, AS mulai menyerang posisi Ansarallah di Yaman, menewaskan dan melukai banyak warga sipil.
Awal bulan ini, kelompok itu mengumumkan mereka meluncurkan "tahap keempat eskalasi" terhadap Israel hingga perang Israel berakhir dan pengepungan Gaza dicabut.
"Saya kira orang-orang tidak benar-benar memahami betapa seriusnya apa yang kami lakukan dan betapa kapal-kapal itu terus terancam," ungkap Komandan Eric Blomberg dari USS Laboon.
"Kami hanya perlu melakukan kesalahan sekali saja," papar dia. "Houthi (Ansarallah) hanya perlu melakukan satu kesalahan."
Associated Press melaporkan hal itu pada hari Jumat (14/6/2024), mengutip “para pemimpin dan pakar.”
Volume pengiriman telah turun secara signifikan di koridor penting Laut Merah “yang mengarah ke Terusan Suez dan ke Mediterania,” karena “serangan hampir setiap hari” yang dilakukan Ansarallah sejak November.
Mulai bulan November, Ansarallah telah bergabung dengan kelompok Perlawanan Arab lainnya dalam menargetkan Israel di tengah serangan berdarah Israel terhadap Jalur Gaza.
Kelompok lainnya termasuk Hizbullah Lebanon, Perlawanan Islam di Irak dan, akhir-akhir ini, Perlawanan Islam di Bahrain.
Posisi Ansarallah secara langsung terkait dengan kebijakan Israel untuk membuat warga Palestina di Gaza kelaparan.
Namun, alih-alih menuntut diakhirinya pengepungan Israel di Gaza, AS mulai menyerang posisi Ansarallah di Yaman, menewaskan dan melukai banyak warga sipil.
Awal bulan ini, kelompok itu mengumumkan mereka meluncurkan "tahap keempat eskalasi" terhadap Israel hingga perang Israel berakhir dan pengepungan Gaza dicabut.
Sangat Serius
"Saya kira orang-orang tidak benar-benar memahami betapa seriusnya apa yang kami lakukan dan betapa kapal-kapal itu terus terancam," ungkap Komandan Eric Blomberg dari USS Laboon.
"Kami hanya perlu melakukan kesalahan sekali saja," papar dia. "Houthi (Ansarallah) hanya perlu melakukan satu kesalahan."