China Terbitkan Obligasi 50 Tahun, Langkah Putus Asa Pertahankan Stabilitas Fiskal
loading...
A
A
A
Selang beberapa waktu, harganya telah turun ke angka semula 100 Yuan dan pasar hanya bertahan satu hari. Mereka yang membeli di harga tertinggi 127 Yuan mengalami kerugian hingga 27 persen hanya dalam satu hari.
Pajak atas intelijen ini pada dasarnya adalah sebuah mesin untuk memanen kekayaan masyarakat. CCP berharap setiap warga China akan menjadi wajib pajak atas jenis pajak tersebut.
Ketika seluruh masyarakat menyadari sifat sebenarnya dari obligasi jangka panjang CCP, maka hal itu akan runtuh seperti kupon emas Yuan yang dikeluarkan partai Kuomintang di Shanghai di masa lalu, yang pada akhirnya hanya menjadi lembaran kertas tak berharga.
Dr Li Hengqing, seorang ekonom China-Amerika yang tinggal di Amerika Serikat, baru-baru ini mengatakan kepada Epoch Times bahwa tujuan CCP menerbitkan obligasi nasional jangka sangat panjang adalah untuk mendorong masyarakat berinvestasi atau menyelesaikan utang pemerintah dengan tabungan yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Namun masalahnya adalah, di bawah gejolak politik dan ekonomi saat ini, penerbitan obligasi nasional jangka sangat panjang dengan kurun waktu 20, 30 atau bahkan 50 tahun, CCP sebenarnya tidak memiliki niat untuk membayar kembali pokok obligasi tersebut. Terlebih lagi, siapa yang dapat menjamin bahwa rezim CCP tidak akan runtuh pada periode ini.
Penerbitan obligasi nasional jangka panjang oleh pemerintah China, meski terdapat berbagai tantangan ekonomi, dipandang sebagai upaya putus asa untuk mempertahankan stabilitas fiskal.
Para pengkritik berpendapat bahwa strategi ini, yang pada dasarnya merupakan pinjaman dari generasi mendatang, dapat menyebabkan korupsi dan masalah fiskal.
Kinerja obligasi yang buruk di hari perdagangan pertama semakin memicu skeptisisme.
Di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi, muncul keraguan mengenai kemampuan pemerintah China untuk membayar utang-utang tersebut. Hal ini membuat beberapa pihak memperkirakan bahwa keruntuhan rezim CCP sudah tidak dapat dihindari.
Pajak atas intelijen ini pada dasarnya adalah sebuah mesin untuk memanen kekayaan masyarakat. CCP berharap setiap warga China akan menjadi wajib pajak atas jenis pajak tersebut.
Ketika seluruh masyarakat menyadari sifat sebenarnya dari obligasi jangka panjang CCP, maka hal itu akan runtuh seperti kupon emas Yuan yang dikeluarkan partai Kuomintang di Shanghai di masa lalu, yang pada akhirnya hanya menjadi lembaran kertas tak berharga.
Kemampuan Membayar Utang
Dr Li Hengqing, seorang ekonom China-Amerika yang tinggal di Amerika Serikat, baru-baru ini mengatakan kepada Epoch Times bahwa tujuan CCP menerbitkan obligasi nasional jangka sangat panjang adalah untuk mendorong masyarakat berinvestasi atau menyelesaikan utang pemerintah dengan tabungan yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Namun masalahnya adalah, di bawah gejolak politik dan ekonomi saat ini, penerbitan obligasi nasional jangka sangat panjang dengan kurun waktu 20, 30 atau bahkan 50 tahun, CCP sebenarnya tidak memiliki niat untuk membayar kembali pokok obligasi tersebut. Terlebih lagi, siapa yang dapat menjamin bahwa rezim CCP tidak akan runtuh pada periode ini.
Penerbitan obligasi nasional jangka panjang oleh pemerintah China, meski terdapat berbagai tantangan ekonomi, dipandang sebagai upaya putus asa untuk mempertahankan stabilitas fiskal.
Para pengkritik berpendapat bahwa strategi ini, yang pada dasarnya merupakan pinjaman dari generasi mendatang, dapat menyebabkan korupsi dan masalah fiskal.
Kinerja obligasi yang buruk di hari perdagangan pertama semakin memicu skeptisisme.
Di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi, muncul keraguan mengenai kemampuan pemerintah China untuk membayar utang-utang tersebut. Hal ini membuat beberapa pihak memperkirakan bahwa keruntuhan rezim CCP sudah tidak dapat dihindari.
(mas)