Media AS: Gelombang I Tak Berujung, Indonesia Gagal Kendalikan Virus Corona

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 08:43 WIB
loading...
A A A
Pengujian PCR yang luas dan hasil cepat sangat penting untuk melacak kontak orang yang terinfeksi oleh virus corona. Menurut pedoman nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia pada 13 Juli, pelacakan kontak adalah "kunci utama dalam memutus rantai penularan Covid-19."

Reuters berbicara dengan 12 petugas kesehatan di seluruh Indonesia yang menggambarkan upaya pelacakan kontak negara ini ceroboh dan tidak efektif.

Rahmat Januar Nor, petugas kesehatan di kota delta Banjarmasin di Kalimantan, Indonesia, mengatakan informasi tentang kasus baru virus corona sering masuk ke kantornya di berbagai wilayah, dengan nama yang tidak lengkap, nomor telepon yang tidak aktif atau alamat yang sudah kadaluwarsa untuk pasien dan kontaknya yang dilihat oleh petugas kesehatan di seluruh negeri.

"Kami meminta bantuan para pemimpin desa," kata Nor kepada Reuters. “Tapi pada akhirnya kami tidak menemukan mereka (kontak) hampir sepanjang waktu.”

Nor dan pejabat kesehatan lainnya mengatakan ketika mereka mencapai kontak, banyak yang menolak untuk dites, takut mereka akan kehilangan pekerjaan atau dikucilkan di komunitas.

Data yang tidak dipublikasikan dari satuan tugas Covid-19 pemerintah, yang ditinjau oleh Reuters, menunjukkan hanya 53,7 persen orang yang diidentifikasi sebagai pembawa penyakit yang dikonfirmasi atau dicurigai menjadi sasaran pelacakan kontak pada 6 Juni.

Adisasmito tidak memberikan data pelacakan kontak yang lebih baru tetapi mengakuinya "tetap rendah" dan mengatakan pemerintah bertujuan untuk melacak 30 orang per kasus positif. Itu masih rendah dibandingkan negara Asia lainnya.

Korea Selatan mengatakan pada Mei lalu melacak dan menguji hampir 8.000 orang setelah seorang pria dengan virus mengunjungi kelab malam.

Menurut lima orang yang mengetahui masalah ini, WHO menyarankan pihak berwenang Indonesia bahwa pelacakan kontak harus melibatkan setidaknya 20 orang yang dilacak per kasus yang dikonfirmasi dan dicurigai. Tetapi, menurut pejabat provinsi dan data yang ditinjau Reuters, menyatakan Indonesia hanya rata-rata melacak sekitar dua kontak per kasus.

Di Jakarta, tempat epidemi pertama kali terjadi di Indonesia, data menunjukkan rata-rata kurang dari dua kontak yang dilacak untuk setiap kasus yang dikonfirmasi dan dicurigai pada bulan Juli.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)