Hamas: Selamatkan 4 Sandera setelah 9 Bulan Perang Adalah Tanda Kegagalan

Sabtu, 08 Juni 2024 - 20:30 WIB
loading...
Hamas: Selamatkan 4...
Hamas menuding operasi pembebasans andera oleh Israel sebagai tanda kegagalan. Foto/AP
A A A
GAZA - Israel telah mengumumkan pasukannya telah menyelamatkan empat tawanan di Gaza selama operasi di wilayah Nuseirat. Namun, Hamas menyatakan hal itu bukan suatu kesuksesan, tapi kegagalan.

Ketika pejabat Israel merayakan berita tersebut, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa pengumuman tersebut adalah “tanda kegagalan”.

“Mendapatkan kembali empat tawanan setelah sembilan bulan pertempuran adalah sebuah tanda kegagalan, bukan sebuah pencapaian,” katanya.

Sementara itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan Israel tidak bisa memaksakan pilihannya pada kelompok Palestina, dan menambahkan bahwa mereka tidak akan menerima kesepakatan tanpa keamanan bagi warga Palestina.

Haniyeh mengatakan bahwa pasukan Israel terus melakukan “pembantaian terhadap rakyat kami”, dan menambahkan bahwa setelah Israel dimasukkan ke dalam “daftar hitam” PBB karena menyakiti anak-anak, dunia masih “tidak dapat mengakhiri perang pemusnahan yang dialami rakyat kami. ”.



Sebelumnya, Israel pada Sabtu mengatakan pihaknya menyelamatkan empat sandera yang diculik dalam serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober, operasi pemulihan terbesar sejak perang dimulai di Gaza. Setidaknya 55 warga Palestina termasuk anak-anak tewas ketika pertempuran sengit berlanjut di sekitar lokasi di Gaza tengah.

Tentara Israel mengatakan mereka menyelamatkan Noa Argamani, 25; Almog Meir Jan, 21; Andrey Kozlov, 27; dan Shlomi Ziv, 40, di dua lokasi dalam operasi siang hari yang kompleks di jantung Nuseirat pada Sabtu pagi, menyerbu dua tempat tersebut sekaligus.

Argamani adalah salah satu sandera yang paling dikenal luas setelah diculik dari sebuah festival musik di Israel selatan. Video penculikannya termasuk yang pertama kali muncul, dengan Argamani ditahan di antara dua pria yang mengendarai sepeda motor sambil berteriak, “Jangan bunuh saya!”

Ibunya, Liora, menderita kanker otak stadium empat dan pada bulan April merilis video permohonan untuk menemui anaknya sebelum dia meninggal.

Argamani yang gembira berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dalam pesan audio yang dirilis oleh pemerintah, Netanyahu terdengar menanyakan perasaannya. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia “sangat bersemangat,” dan mengatakan bahwa dia sudah lama tidak mendengar bahasa Ibrani.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1491 seconds (0.1#10.140)