Oposisi Diprediksi Menang, Harus Berkoalisi untuk Pemerintahan Baru

Senin, 25 Maret 2019 - 08:48 WIB
Oposisi Diprediksi Menang, Harus Berkoalisi untuk Pemerintahan Baru
Oposisi Diprediksi Menang, Harus Berkoalisi untuk Pemerintahan Baru
A A A
BANGKOK - Hasil exit poll mengindikasikan partai populis yang berafiliasi dengan mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra diprediksi akan memenangi pemilu dan mendapatkan banyak kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, suara mereka tidak akan cukup membentuk pemerintahan baru.

Masyarakat Thailand yang memiliki hak memberikan suaranya pada pemilu yang telah lama ditunggu sejak kudeta 2014 silam. Pemilu itu dilaksanakan di tengan pemimpin junta militer juga berusaha mempertahankan kekuasaan dengan mengikuti pemilu.

Pemilu kali ini diprediksi akan diikuti banyak pemilih di mana 51.4 juta rakyat Thailand memiliki hak untuk memiliki 500 anggota DPR. DPR nantinya akan memilih pemerintahan baru bersama Senat yang anggota seluruhnya dipilih oleh pemerintahan junta militer.

Thailand berada di bawah kekuasaan militer sejak mantan panglima Prayuth Chan-ocha menggulingkan pemerintahan demokratis yang berafiliasi dengan mantan PM Thaksin Shinawatra yang juga digulingkan militer pada 2006. Pertarungan pemilu kemarin antara Prayuth yang ingin kembali berkuasa dan fron demokrasi yang dipimpin Partai Phue Thai yang loyal terhadap Thaksin.

Dalam exit poll yang dilaksanakan pusat penelitian Super Poll dan disiarkan stasiun televisi Thai PBS mengindikasi Pheu Thai akan memenangkan 163 kursi dari 500 kursi DPR. Kemudian, partai Palang Pracharat yang mendukung Prayuth memenangkan 96 kursi. Kalau Partai Demokrat dengan 77 kursi, Partai Bhumjaithai dengan 59 kursi dan Partai Future Forward diprediksi memperoleh 40 kursi.

Jika hasil exit poll itu benar, maka Pheu Thai tidak mampu membentuk pemerintahan mayoritas. Mereka harus membangun koalisi dengan partai lain. Hal yang sama juga dialami Palang Pracharat yang tidak mampu membentuk pemerintahan sendiri dan harus membangun pemerintahan koalisi.

Sementara itu, para kritikus mengungkapkan, sistem pemilu yang ditulis junta militer memberikan keuntungan bagi partai pro-militer dan didesain untuk mencegah partai pro-Thaksin kembali berkuasa. Partai-partai pro-Thaksin selalu menang pemilu sejak 2001. Namun, selama 15 tahun berkuasa, pemerintahan mereka tidak stabil karena kerap diganggu oleh militer dan serangkaian demonstrasi.

Partai yang mengusung Prayuth sebagai kandidat PM berjanji akan mempertahankan ketertiba dna menjaga nilai loyalitas terhadap kerajaan. “Saya senang melihat rakyat datang dan memberikan hak pilihnya,” ujar Prayuth setelah memberikan suara kemarin dilansir Reuters. “Saya ingin melihat cinta dan persatuan. Semua memiliki satu suara, satu pilihan. Semua orang menginginkan demokrasi,” katanya.

Kelompok Kaus Kuning anti-Thaksin yang umumnya berasal dari kalangan menengah atas dan loyalis kerajaan kerap menuding partai tersebut sebagai koruptor. Sedangkan pendukung Thaksin yang disebut dengan Kaous Kuning juga pernah menduduki pusat bisnis di Bangkok pada 2010 setelah pembubarkan pemerintahan pro-Thaksin.

Hasil pemilu akan diumumkan beberapa jam setelah tempat pemungutan suara. Tapi, pembentukan pemerintahan mendatang belum jelas akan diumumkan dan memerlukan waktu beberapa pekan. Apalagi jika tidak ada satu partai yang mendapatkan suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan.

Raja Thailand Vajiralongkorn telah membuat pernyataan sebelum pemilu dilaksanakan. Komentar itu sama seperti yang diucapkan ayahnya, Bhumibol Adulyadej pada 1969. “Perlunya untuk menempatkan orang baik dalam kekuasaan dan mencegah orang buruk dari penciptaan kerusuhan,” katanya.

Meskipun Raja Thailand tersebut tidak menyebutkan pihak mana saja pada pemilu, itu memicu spekulasi di media sosial. Itu menunjukkan faksi dalam perpolitikan Thailand antara kelas menengah dan kelompok urban yang lebih berpihak pada kerajaan dna militer, serta musuh mereka yakni kelompok pro-Thaksin. Langkah Vajiralongkorn memang berbeda dengan ayahnya yang kerpa menjaga jarak antara kerajaan dan politik.

Apalagi, Phue Thai menominasikan Putri Ubolratana yang merupakan kakak dari Raja Thailand sebagai kandidat PM yang memicu ketegangan di kerajaan. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6744 seconds (0.1#10.140)