Bawa Tentara, Dua Pesawat Rusia Mendarat di Venezuela

Senin, 25 Maret 2019 - 07:16 WIB
Bawa Tentara, Dua Pesawat Rusia Mendarat di Venezuela
Bawa Tentara, Dua Pesawat Rusia Mendarat di Venezuela
A A A
CARACAS - Dua pesawat Angkatan Udara Rusia mendarat di bandara utama Venezuela dengan membawa seorang pejabat pertahanan dan hampir 100 tentara Moskow. Pendaratan pesawat itu dilaporkan berlangsung hari Sabtu di saat hubungan antara Caracas dan Moskow semakin kuat.

Sebuah situs web pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa dua pesawat berangkat dari bandara militer Rusia menuju Caracas pada hari Jumat. Situs pelacakan penerbangan lainnya menunjukkan bahwa satu pesawat meninggalkan Caracas pada hari Minggu.

Itu terjadi tiga bulan setelah kedua negara mengadakan latihan militer di Venezuela yang disebut Presiden Nicolas Maduro sebagai tanda penguatan hubungan, tetapi oleh Washington dikritik sebagai ekspansi Rusia di wilayah tersebut.

Jurnalis Javier Mayorca menulis di Twitter pada hari Sabtu bahwa pesawat pertama membawa Vasily Tonkoshkurov, Kepala Staf Pasukan Angkatan Darat Rusia. Sedangkan yang kedua adalah pesawat kargo yang membawa 35 ton bahan pasokan.

Menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar24, sebuah pesawat jet penumpang Ilyushin IL-62 dan pesawat kargo militer Antonov AN-124 berangkat ke Caracas pada hari Jumat dari bandara militer Chkalovsky, Rusia. Pesawat-pesawat itu sempat berhenti di Suriah.

Situs pelacakan penerbangan lainnya, Adsbexchange, melaporkan sebuah pesawat kargo meninggalkan Caracas pada Minggu sore.

Kantor berita milik pemerintah Rusia, Sputnik, melaporkan penerbangan itu membawa para pejabat yang tiba di Venezuela untuk "tukar konsultasi". Laporan itu mengutip pejabat kedutaan Rusia yang tak disebutkan namanya.

"Rusia memiliki berbagai kontrak yang sedang dalam proses pemenuhan, kontrak dengan karakter militer teknis," tulis Sputnik mengutip sumber tersebut.

Seorang saksi mata dari Reuters, yang dilansir Senin (25/3/2019), melihat pesawat jet penumpang di bandara Maiquetia pada hari Minggu.

Kementerian Informasi Venezuela belum bersedia menjawab permintaan komentar yang diajukan wartawan. Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Rusia juga tidak membalas pesan wartawan yang meminta komentar. Sedangkan juru bicara Kremlin memilih bungkam.

Pemerintahan Donald Trump telah menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan sektor industri minyak negara itu dalam upaya untuk mendorong Maduro lengser dari kekuasaannya. Washington juga telah meminta para pemimpin militer Venezuela untuk meninggalkan Presiden Maduro. Maduro mengecam sanksi itu sebagai intervensi AS dan telah meraih dukungan diplomatik dari Rusia dan China.

Pada bulan Desember, dua pesawat pembom strategis Rusia yang mampu membawa senjata nuklir mendarat di Venezuela sebagai bentuk dukungan bagi pemerintah sosialis Maduro yang membuat geram Washington.

Maduro pada hari Rabu mengatakan Rusia akan mengirim obat-obatan ke Venezuela, tanpa menjelaskan bagaimana obat itu akan tiba. Menurutnya, Moskow pada bulan Februari telah mengirim sekitar 300 ton bantuan kemanusiaan.

Venezuela pada bulan Februari telah memblokir konvoi yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk dari Amerika Serikat, untuk negara yang dilanda krisis tersebut. Bantuan yang diblokir di dekat perbatasan Kolombia itu dikoordinasikan dengan tim pemimpin oposisi Juan Guaido.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6643 seconds (0.1#10.140)