PM Jacinda Ardern, dari DJ Jadi Pemimpin Wanita Termuda di Dunia

Jum'at, 22 Maret 2019 - 00:23 WIB
PM Jacinda Ardern, dari DJ Jadi Pemimpin Wanita Termuda di Dunia
PM Jacinda Ardern, dari DJ Jadi Pemimpin Wanita Termuda di Dunia
A A A
WELLINGTON - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern jadi sorotan media internasional setelah "merangkul" komunitas Muslim korban serangan teroris di dua masjid kota Christchurch. Namun, siapa sangka jika pemimpin wanita termuda di dunia itu pernah menjadi disc jockey (DJ) di atas panggung.

Serangan teroris di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch berlangsung saat salat Jumat pekan lalu. Pelakunya adalah Brenton Harrison Tarrant, 28, asal Australia.

Ardern melawan dengan tidak akan menyebut nama teroris Australia itu. Menurutnya tujuannya sang teroris adalah meraih ketenaran. Dengan demikian, dia berjanji tidak akan membuat sang teroris itu meraih tujuannya.

Dia menegaskan komunitas Muslim di negaranya adalah bagian tak terpisahkan dari Selandia Baru. Dia sudah beberapa kali mengunjungi komunitas Muslim di Christchurch, menyampaikan belasungkawa dan memberikan pelukan. Dia telah memerintahkan agar azan salat Jumat pada 22 Maret 2019 disiarkan secara nasional melalui radio dan televisi. Dia juga menyerukan untuk mengheningkan cipta selama dua menit pada hari ini.

Ardern menjadi PM Selandia Baru pada usia 37 tahun. Rekam jejak Ardern itu diulas Daily Mail Australia, Kamis (21/3/2019). Pemimpin yang sudah menjadi ibu itu pernah tampil sebagai DJ selama 45 menit di festival musik Laneway Auckland pada tahun 2014.

Dia tertarik terjung ke dunia politik karena tertantang untuk mengakhiri kemiskinan anak. Karier politiknya mulus, di mana Ardern kini menjadi pemimpin Partai Buruh sekaligus PM Selandia Baru. Meski demikian, kecintaannya pada musik tak bisa hilang.

Spinoff mengungkap DJ Ardern di masa lalu biasa memainkan lagu dari Spice Girls, The Beatles, Iggy Pop dan Snoop Dogg.

"Selama bertahun-tahun, Ardern menjadi DJ di waktu luangnya (dia lebih suka istilah 'tune selector' daripada disebut 'DJ sungguhan')," kata editor majalah Marie Claire, Isabelle Truman.

Truman mengungkapkan bahwa dia telah berteman dengan Ardern sejak bertemu pada tahun 2014. "Dia masih wanita sejati, baik, dan sangat cerdas sama dengan yang selalu saya kenal. Masih teman yang bisa membuat Anda tertawa sambil minum anggur," kata Truman dalam edisi terbaru majalah tersebut.

"Hanya saja, dia orang yang sekarang menjalankan negara," sambung Truman. Dalam majalah itu, Truman merefleksikan awal yang sederhana dari Ardern dan menawarkan sekilas kehidupannya sebelum dia menjadi pemimpin wanita termuda di dunia.

Ardern dilahirkan di keluarga Mormon yang taat, tetapi meninggalkan kepercayaannya di awal usia 20-an tahun, di tengah penentangannya terhadap pernikahan sesama jenis.

Ardern selalu tertarik pada politik. Saat sekolah menengah dia kampanye dengan meminta sekolah untuk mengizinkan anak perempuan memakai celana panjang.

Pada usia 17 tahun, dia mulai menjadi sukarelawan bagi Partai Buruh. Dia mengetuk rumah-rumah dan membagikan brosur sambil menjalani pekerjaannya di toko ikan setempat.

Dia mengganti pakaian longgarnya dengan jas, dan kemudian menjadi anggota parlemen termuda Selandia Baru pada tahun 2008 yang diusung Partai Buruh.

"Saya adalah orang pertama yang mengakui bahwa saya bukan anak muda yang normal," kata Ardern saat berusia 28 tahun dalam pidato pertamanya di parlemen.

Dia bertemu dengan presenter televisi Clarke Gayford yang sekarang menjadi pasangannya setelah dia menulis surat tentang kekhawatirannya atas rancangan undang-undang (RUU) keamanan yang diperdebatkan di parlemen. Apa yang dimulai sebagai persahabatan segera berubah menjadi romansa yang berkembang.

Ardern menjadi pemimpin dunia pertama sejak 1990 yang melahirkan bayi saat aktif menjabat sebagai PM.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3399 seconds (0.1#10.140)