Zelensky Mulai Senggol Beijing, Anggap China Antek Putin

Senin, 03 Juni 2024 - 07:13 WIB
loading...
Zelensky Mulai Senggol...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menganggap China sebagai antek Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/REUTERS
A A A
SINGAPURA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai mengusik China dengan menganggap negara komunis tersebut sebagai antek Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pemimpin Ukraina itu mengatakan China bertindak atas nama Rusia dan mendorong negara-negara lain untuk melewatkan pertemuan puncak perdamaian yang diselenggarakan di Swiss, serta memberikan bantuan militer kepada Moskow.

Zelensky melontarkan pernyataan keras yang jarang terhadap Beijing pada hari Minggu ketika berbicara pada konferensi pers setelah kemunculannya yang mengejutkan di Shangri-La Dialogue—sebuah konferensi keamanan tahunan yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) di Singapura.

“Rusia, dengan menggunakan pengaruh China di kawasan ini, dan juga menggunakan diplomat China, melakukan segalanya untuk mengganggu pertemuan puncak perdamaian,” klaim Zelensky.



Dia juga melontarkan tuduhan yang tidak jelas terhadap China karena memberikan bantuan militer yang tidak disebutkan secara spesifik kepada Rusia di tengah permusuhan yang memanas, meskipun secara terbuka menyatakan sebaliknya.

Zelensky mengaku memiliki intelijen yang entah bagaimana, beberapa hal masuk ke pasar Rusia melalui China, dan menegaskan bahwa beberapa elemen persenjataan Rusia berasal dari China.

“Kami tidak mengharapkan dukungan militer dari China. Kami tidak pernah menanyakannya,” ujarnya.

“Tetapi kami tidak mengharapkan China memberikan dukungan pertahanan kepada Rusia," imbuh dia, seperti dikutip Russia Today, Senin (3/6/2024).

Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah Menteri Pertahanan China Dong Jun menegaskan kembali sikap netral Beijing terhadap konflik antara Moskow dan Kyiv, dengan menyatakan bahwa China berdiri teguh di sisi perdamaian dan dialog.

"Beijing belum memberikan senjata kepada kedua belah pihak, dan memiliki kontrol ketat atas ekspor barang-barang yang dapat digunakan ganda,” kata Dong dalam pidatonya di forum Shangri-La Dialogue pada hari sebelumnya.

Konferensi perdamaian yang disponsori Ukraina akan berlangsung pada tanggal 15-16 Juni di Burgenstock Resort dekat Lucerne, Swiss.
Meskipun lebih dari 160 negara telah diundang untuk berpartisipasi, perwakilan sebenarnya masih belum terlihat, karena banyak dari negara-negara tersebut dilaporkan memilih untuk abstain atau mengirimkan pejabat kecil.

Moskow tidak dilibatkan dalam acara tersebut, dan Kyiv berargumentasi bahwa Rusia akan berusaha untuk menggagalkan acara tersebut.

Pekan lalu, Beijing mengatakan bahwa mereka tidak akan mengirimkan delegasi ke pertemuan puncak tersebut, dengan alasan bahwa kedua pihak yang berkonflik harus hadir dalam setiap perundingan damai.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1697 seconds (0.1#10.140)