Ngerinya Rafah Menyayat Hati Dunia: Mayat di Mana-mana dan Anak-anak Terbakar
loading...
A
A
A
RAFAH - Butuh waktu hampir setengah jam bagi ambulans dan petugas pemadam kebakaran pertama untuk mencapai tenda-tenda yang terbakar di kamp perdamaian Kuwait di Rafah pada Minggu malam.
Tenda-tenda pengungsi Palestina itu berubah jadi lautan api setelah Israel meluncurkan serangan udara mengerikan dengan bom-bom canggih buatan Amerika Serikat (AS). Serangan pada Minggu malam dan pada Selasa telah menewaskan sekitar 60 orang.
Kerumunan dan puing-puing yang memperlambat jalannya kendaraan darurat memicu penyebaran kobaran api ke seluruh rumah sementara para pengungsi Palestina.
Kengerian serangan udara brutal Israel terhadap Rafah telah menyayat hati masyarakat dunia internasional. Kecaman dari para pemimpin dunia bermunculan. Kampanye "All Eyes on Rafah" viral di berbagai negara.
Zuhair, seorang pengacara berusia 36 tahun, sedang duduk di jalan dekat tendanya, menonton berita bersama teman-temannya saat cahaya senja terakhir memudar dari langit, ketika sebuah ledakan mengguncang area tersebut sekitar pukul 20.45.
Dia berlari ke arah suara itu, ketakutan terhadap istri, anak-anak dan teman-temannya.
Sebuah gambaran "neraka" terbentang di hadapannya, begitu mengerikan hingga dia mulai gemetar karena terkejut.
“Saya melihat mayat di mana-mana. Anak-anak terbakar. Saya melihat kepala tanpa tubuh, yang terluka berlarian kesakitan, beberapa masih hidup tetapi terjebak di dalam tenda yang terbakar," katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (30/5/2024).
Tidak ada peringatan, dan selama beberapa menit, tidak ada bantuan.
Tenda-tenda pengungsi Palestina itu berubah jadi lautan api setelah Israel meluncurkan serangan udara mengerikan dengan bom-bom canggih buatan Amerika Serikat (AS). Serangan pada Minggu malam dan pada Selasa telah menewaskan sekitar 60 orang.
Kerumunan dan puing-puing yang memperlambat jalannya kendaraan darurat memicu penyebaran kobaran api ke seluruh rumah sementara para pengungsi Palestina.
Kengerian serangan udara brutal Israel terhadap Rafah telah menyayat hati masyarakat dunia internasional. Kecaman dari para pemimpin dunia bermunculan. Kampanye "All Eyes on Rafah" viral di berbagai negara.
Zuhair, seorang pengacara berusia 36 tahun, sedang duduk di jalan dekat tendanya, menonton berita bersama teman-temannya saat cahaya senja terakhir memudar dari langit, ketika sebuah ledakan mengguncang area tersebut sekitar pukul 20.45.
Dia berlari ke arah suara itu, ketakutan terhadap istri, anak-anak dan teman-temannya.
Sebuah gambaran "neraka" terbentang di hadapannya, begitu mengerikan hingga dia mulai gemetar karena terkejut.
“Saya melihat mayat di mana-mana. Anak-anak terbakar. Saya melihat kepala tanpa tubuh, yang terluka berlarian kesakitan, beberapa masih hidup tetapi terjebak di dalam tenda yang terbakar," katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (30/5/2024).
Tidak ada peringatan, dan selama beberapa menit, tidak ada bantuan.