Ngerinya Rafah Menyayat Hati Dunia: Mayat di Mana-mana dan Anak-anak Terbakar

Kamis, 30 Mei 2024 - 08:44 WIB
loading...
A A A
Dia mengatakan orang-orang pada awalnya mencoba menyeret korban luka dari tenda dengan tangan kosong, memasukkannya ke dalam kereta keledai atau menjejalkan mereka ke dalam mobil biasa untuk mencari pertolongan.

Sharif Warsh Agha, seorang sopir, termasuk di antara kerumunan yang mencoba membantu. Dia juga gemetar saat dia melangkah di sekitar mayat-mayat yang terbakar dan dimutilasi oleh ledakan awal, dan kebakaran yang terjadi setelahnya, mencoba membantu orang-orang yang dia bisa.

“Saya mendengar seorang wanita berteriak minta tolong untuk saudara perempuannya. Saat saya masuk ke dalam tenda, saya menemukan kakinya terluka parah dan ibunya tergeletak tewas di sampingnya,” ujarnya.

Dia melakukan pertolongan pertama, membawanya ke mobil, lalu seseorang menelepon dan mengabarkan bahwa keponakannya—yang berkebutuhan khusus—telah kehilangan kakinya.

“Saya memutar mobil untuk menjemput keponakan saya yang terluka, tetapi ketika kami mulai bergerak, seseorang dibawa ke saya dengan luka terbuka di dada. Kami juga memasukkannya,” katanya.

Akhirnya sembilan orang dimasukkan ke dalam mobil kecil, yang biasanya membawa dua orang ke rumah sakit, dan beberapa di antaranya berada di bagasi.

Dia sedang bersama keluarganya di tenda mereka, beristirahat setelah salat Maghrib, ketika kilatan merah dan ledakan membelah malam. Asap hitam dan hujan pecahan peluru yang mematikan menyusul, lalu terdengar suara jeritan.

Dia berlari keluar untuk membantu yang terluka, tanpa menyadari bahwa saudara iparnya telah terbunuh dan keponakannya terluka di tenda mereka, yang hanya berjarak 70 meter dari lokasi serangan rudal. Sepotong pecahan peluru menembus paru-paru dan jantungnya, membunuhnya seketika. “Dia tidak pernah menyakiti siapa pun,” katanya.

Sibuk dengan keponakannya, dia tidak menghitung korban tewas, namun yakin dia melihat hampir 20 mayat, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak.

“Tentara Israel mengeklaim mereka menargetkan militan, tapi itu bukan alasan untuk menyerang daerah yang penuh dengan tenda dan pengungsi," kesalnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0980 seconds (0.1#10.140)