Keluarga Terkejut Tak Ada Pemakaman Militer untuk Tentara Mesir yang Ditembak Israel
loading...
A
A
A
Berita tentang baku tembak pertama kali muncul pada Senin di media Israel, dengan laporan yang awalnya disensor kemudian dikonfirmasi militer Israel, yang menyatakan "insiden penembakan" terjadi di perbatasan Mesir dan sedang diselidiki.
Pada Senin, juru bicara militer Mesir mengkonfirmasi satu "elemen yang bertugas menjaga keamanan perbatasan" tewas dalam insiden penembakan dan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Tidak ada pernyataan resmi lainnya yang dibuat mengenai insiden tersebut, dan pihak militer belum mengungkapkan secara terbuka identitas tentara tersebut.
Meskipun tidak jelas bagaimana baku tembak dimulai atau siapa yang melepaskan tembakan pertama, Daily News Egypt, surat kabar Mesir independen berbahasa Inggris, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan tentara Mesir "terpengaruh" oleh pembantaian Rafah pada hari Minggu, di mana pemboman Israel menyebabkan terbunuhnya 45 warga Palestina di kamp pengungsian.
Akun Facebook Ramadan telah dibagikan secara luas sejak Senin, dengan banyak yang menyoroti postingan terakhirnya di mana dia menulis doa untuk Gaza.
“Ya Tuhan, kedamaian total untuk Gaza,” tulis postingan bertanggal 7 Februari itu.
Dalam postingan sebelumnya, dia menulis: "Hati saya sakit, mata saya berlinang air mata, dan Gaza dekat, namun dunia tuli, bisu, buta... Keheningan adalah ekspresi ketidakberdayaan."
Ramadan lulus dari perguruan tinggi di Fayium dan wajib militer selama dua tahun sebagai penjaga perbatasan di Sinai Utara, menurut keluarga dan teman-temannya.
“Dia seharusnya memulai prosedur untuk menjadi warga sipil lagi pada bulan Agustus dan dibebaskan pada bulan September,” ungkap Samir Abu Atwa, yang kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan Ramadan, mengatakan kepada MEE.
“Dia religius dan menyukai sepak bola,” papar Abu Atwa.
Pada Senin, juru bicara militer Mesir mengkonfirmasi satu "elemen yang bertugas menjaga keamanan perbatasan" tewas dalam insiden penembakan dan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Tidak ada pernyataan resmi lainnya yang dibuat mengenai insiden tersebut, dan pihak militer belum mengungkapkan secara terbuka identitas tentara tersebut.
Meskipun tidak jelas bagaimana baku tembak dimulai atau siapa yang melepaskan tembakan pertama, Daily News Egypt, surat kabar Mesir independen berbahasa Inggris, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan tentara Mesir "terpengaruh" oleh pembantaian Rafah pada hari Minggu, di mana pemboman Israel menyebabkan terbunuhnya 45 warga Palestina di kamp pengungsian.
Akun Facebook Ramadan telah dibagikan secara luas sejak Senin, dengan banyak yang menyoroti postingan terakhirnya di mana dia menulis doa untuk Gaza.
“Ya Tuhan, kedamaian total untuk Gaza,” tulis postingan bertanggal 7 Februari itu.
Dalam postingan sebelumnya, dia menulis: "Hati saya sakit, mata saya berlinang air mata, dan Gaza dekat, namun dunia tuli, bisu, buta... Keheningan adalah ekspresi ketidakberdayaan."
Ramadan lulus dari perguruan tinggi di Fayium dan wajib militer selama dua tahun sebagai penjaga perbatasan di Sinai Utara, menurut keluarga dan teman-temannya.
“Dia seharusnya memulai prosedur untuk menjadi warga sipil lagi pada bulan Agustus dan dibebaskan pada bulan September,” ungkap Samir Abu Atwa, yang kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan Ramadan, mengatakan kepada MEE.
“Dia religius dan menyukai sepak bola,” papar Abu Atwa.