Siapa Abdullah Ramadan? Tentara Mesir yang Tewas dalam Baku Tembak dengan Israel dan Tidak Dimakamkan secara Militer

Selasa, 28 Mei 2024 - 23:23 WIB
loading...
Siapa Abdullah Ramadan?...
Abdullah Ramadan tewas ditembak tentara Israel. Foto/X
A A A
KAIRO - Pada Selasa pagi (28/5/2024), ratusan warga Mesir mengikuti pemakaman seorang tentara yang ditembak mati sehari sebelumnya dalam baku tembak antara pasukan Mesir dan pasukan Israel di perbatasan dengan Kota Rafah Palestina yang terkepung, sebuah insiden yang dirusak oleh laporan yang bertentangan.

Para pelayat terlihat membawa peti mati Abdullah Ramadan yang berusia 22 tahun, dibungkus dengan bendera Mesir, diikuti oleh banyak orang lainnya sambil meneriakkan, "Tidak ada Tuhan selain Tuhan… Tuhan mencintai para martir…. Tuhan Maha Besar" di provinsi Fayoum , barat daya ibu kota, Kairo.

Media berita lokal melaporkan bahwa seorang mayor militer Mesir mewakili militer pada pemakaman tersebut, meskipun tidak ada pemakaman militer resmi yang diadakan untuk almarhum.

Aktivis media sosial mengklaim bahwa keluarga Ramadan tidak diberi hak untuk menghadiri pemakaman militer.

The New Arab tidak dapat menghubungi juru bicara militer Mesir untuk memberikan komentar mengenai klaim bentrokan perbatasan atau pemakaman pada saat berita ini dimuat.

Sudah Bertunangan dan Akan Menikah

Ramadan bertunangan dan akan menikah setelah menyelesaikan dinas militernya selama dua tahun pada bulan September tahun ini. Almarhum tentara memperoleh gelar pendidikan menengah dari sekolah teknik setempat. Dia adalah putra tertua dari orang tuanya, meninggalkan mereka dan dua saudara lelaki dan perempuan.

Pada hari Senin, personel militer Mesir, yang ditempatkan di perbatasan dengan Rafah Palestina di timur laut provinsi Sinai Utara, dilaporkan terlibat baku tembak dengan pasukan tentara Israel, dengan berita yang belum dikonfirmasi bahwa setidaknya tujuh warga Israel terluka dan lima lainnya tewas.

“[Tentara] Mesir sedang melakukan penyelidikan oleh otoritas terkait terkait insiden tembakan di kawasan perbatasan Rafah, yang menyebabkan tewasnya salah satu personel yang ditugaskan dalam tugas perlindungan,” bunyi pernyataan resmi militer. juru bicara beberapa jam setelah kejadian.

Tak lama setelah itu, Angkatan Pertahanan Israel mengeluarkan pernyataan samar lainnya, yang mengatakan, "Israel telah berhubungan dengan pihak Mesir untuk mengoordinasikan penyelidikan atas insiden penembakan tersebut."

Keadaan seputar insiden tersebut masih belum jelas, sedangkan narasi Mesir dan Israel tidak menjelaskan pihak mana yang menembak lebih dulu.

Laporan berita yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa Sensor Militer Israel pada awalnya membatasi pemberitaan mengenai insiden tersebut sebelum kemudian mencabut larangan tersebut.


Tetap Mempertahankan Status Quo

Al-Araby Al-Jadeed, terbitan TNA berbahasa Arab, melaporkan pada hari Selasa, mengutip media Israel yang mengklaim Mesir dan Israel setuju untuk mempertahankan status quo dan meremehkan insiden tersebut.

Penembakan pada hari Senin diyakini dipicu oleh serangan udara Israel terhadap kamp pengungsian "zona aman" pada larut malam pada hari sebelumnya, menewaskan sedikitnya 40 orang, beberapa dibakar hidup-hidup. Setidaknya 35.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza yang meletus pada Oktober tahun lalu, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Insiden ini kemungkinan akan meningkatkan ketegangan hubungan Mesir-Israel yang dipicu oleh operasi darat Israel di Rafah ketika mereka merebut Perbatasan Rafah dengan Gaza awal bulan ini.

Meskipun secara teknis negara tersebut berdamai dengan Israel sejak akhir tahun 1970an, masyarakat Mesir masih berselisih dengan rezim-rezim di negara mereka mengenai normalisasi.

Secara diplomatis dan komersial, Kairo memperlakukan Israel sebagai negara sahabat yang memiliki hubungan kuat di beberapa bidang, namun ketegangan meningkat setelah Israel melancarkan perang di Gaza pada Oktober lalu.

Perlintasan Rafah dengan Mesir terletak di sepanjang koridor Salah Al-Din (Philadelphi), sebuah zona penyangga yang dikuasai Mesir.

Di samping persimpangan Karm Abu Salem (Kerem Shalom) dengan Israel, Rafah adalah jalur utama bagi bantuan kemanusiaan untuk memasuki Jalur Gaza, yang kini menghadapi tingkat kelaparan yang sangat besar menurut PBB.

Pada Juni tahun lalu, tentara Mesir berusia 23 tahun Mohamed Salah terbunuh setelah dia melintasi perbatasan dengan Israel dan menembak mati tiga tentara Israel. Insiden seperti itu sebagian besar dipandang oleh masyarakat Mesir yang anti-Israel sebagai tindakan heroik.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0764 seconds (0.1#10.140)