Israel Marah Trio Eropa Akui Negara Palestina, Tarik Dubes dari Irlandia, Spanyol, dan Norwegia
loading...
A
A
A
Inggris, Australia, dan anggota Uni Eropa; Malta dan Slovenia, telah mengindikasikan dalam beberapa bulan terakhir bahwa mereka akan segera melakukan langkah serupa.
PM Netanyahu dan pemerintahannya telah menentang pembentukan negara Palestina sebelum perang pecah di Gaza.
Mereka berpendapat bahwa Otoritas Palestina sudah mendukung teror dan penghancuran Israel dan oleh karena itu, tidak dapat menjadi mitra perdamaian.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menulis di X selama kunjungannya ke Paris: “Israel tidak akan tinggal diam dalam menghadapi orang-orang yang merusak kedaulatannya dan membahayakan keamanannya.”
“Keputusan hari ini mengirimkan pesan kepada Palestina dan dunia: Terorisme ada akibatnya,” tulis Katz.
Israel khawatir negara-negara Barat lainnya akan mengikuti trio Eropa tersebut, yang menurut rezim Zionis akan membuat Hamas merasa simpati internasional terhadap mereka sehingga semakin mempersulit upaya untuk mendapatkan kesepakatan pembebasan 128 tawanan yang tersisa.
“Langkah terdistorsi yang dilakukan negara-negara ini merupakan ketidakadilan dalam mengenang para korban 7/10, sebuah pukulan terhadap upaya pemulangan 128 sandera, dan dorongan bagi Hamas dan kelompok jihadis Iran, yang melemahkan peluang perdamaian dan mempertanyakan hak Israel untuk membela diri,” tulis Katz.
Duta Besar Irlandia, Spanyol, dan Norwegia akan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Kamis untuk mendapatkan teguran keras.
Untuk memprotes pengumuman trio Eropa tersebut, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir melakukan kunjungan pertamanya ke kompleks Masjid al-Aqsa di Temple Mount Yerusalem, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Al-Haram Al-Sharif.
Ben Gvir berdiri dengan Dome of the Rock (Kubah Batu) sebagai latar belakang, menyatakan, “Kami bahkan tidak akan mengizinkan deklarasi Negara Palestina.”
PM Netanyahu dan pemerintahannya telah menentang pembentukan negara Palestina sebelum perang pecah di Gaza.
Mereka berpendapat bahwa Otoritas Palestina sudah mendukung teror dan penghancuran Israel dan oleh karena itu, tidak dapat menjadi mitra perdamaian.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menulis di X selama kunjungannya ke Paris: “Israel tidak akan tinggal diam dalam menghadapi orang-orang yang merusak kedaulatannya dan membahayakan keamanannya.”
“Keputusan hari ini mengirimkan pesan kepada Palestina dan dunia: Terorisme ada akibatnya,” tulis Katz.
Israel khawatir negara-negara Barat lainnya akan mengikuti trio Eropa tersebut, yang menurut rezim Zionis akan membuat Hamas merasa simpati internasional terhadap mereka sehingga semakin mempersulit upaya untuk mendapatkan kesepakatan pembebasan 128 tawanan yang tersisa.
“Langkah terdistorsi yang dilakukan negara-negara ini merupakan ketidakadilan dalam mengenang para korban 7/10, sebuah pukulan terhadap upaya pemulangan 128 sandera, dan dorongan bagi Hamas dan kelompok jihadis Iran, yang melemahkan peluang perdamaian dan mempertanyakan hak Israel untuk membela diri,” tulis Katz.
Duta Besar Irlandia, Spanyol, dan Norwegia akan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Kamis untuk mendapatkan teguran keras.
Untuk memprotes pengumuman trio Eropa tersebut, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir melakukan kunjungan pertamanya ke kompleks Masjid al-Aqsa di Temple Mount Yerusalem, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Al-Haram Al-Sharif.
Ben Gvir berdiri dengan Dome of the Rock (Kubah Batu) sebagai latar belakang, menyatakan, “Kami bahkan tidak akan mengizinkan deklarasi Negara Palestina.”