Sembuh dari Kanker Payudara, Ibu Negara Suriah Asma al-Assad Mengidap Leukemia
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Ibu Negara Suriah Asma al-Assad didiagnosis mengidap leukemia. Hal itu diumumkan Kantor Kepresidenan Suriah pada hari Selasa.
Pengumuman itu muncul hampir lima tahun setelah istri Presiden Bashar al-Assad tersebut mengumumkan bahwa dia telah pulih sepenuhnya dari kanker payudara.
Pernyataan Kantor Kepresidenan Suriah, yang dikutip Reuters, Rabu (22/5/2024), mengatakan bahwa Asma al-Assad (48) akan menjalani protokol perawatan khusus yang mengharuskan dia untuk mengisolasi diri, dan sebagai konsekuensinya, dia akan menjauh dari keterlibatan publik.
Pada bulan Agustus 2019, First Lady Suriah itu mengatakan dia telah pulih sepenuhnya dari kanker payudara yang menurutnya telah ditemukan sejak dini.
Sejak Suriah terjerumus ke dalam perang pada tahun 2011, Asma al-Assad—mantan bankir investasi kelahiran Inggris—telah mengambil peran publik dalam memimpin upaya amal dan bertemu dengan keluarga tentara yang terbunuh, namun juga menjadi target penghinaan bagi banyak pendukung oposisi.
Dia menjalankan Syria Trust for Development, sebuah LSM besar yang bertindak sebagai organisasi payung bagi banyak operasi bantuan dan pembangunan di Suriah.
Tahun lalu, dia menemani suaminya dalam kunjungan ke Uni Emirat Arab, perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri bersamanya sejak 2011.
Pengumuman itu muncul hampir lima tahun setelah istri Presiden Bashar al-Assad tersebut mengumumkan bahwa dia telah pulih sepenuhnya dari kanker payudara.
Pernyataan Kantor Kepresidenan Suriah, yang dikutip Reuters, Rabu (22/5/2024), mengatakan bahwa Asma al-Assad (48) akan menjalani protokol perawatan khusus yang mengharuskan dia untuk mengisolasi diri, dan sebagai konsekuensinya, dia akan menjauh dari keterlibatan publik.
Pada bulan Agustus 2019, First Lady Suriah itu mengatakan dia telah pulih sepenuhnya dari kanker payudara yang menurutnya telah ditemukan sejak dini.
Sejak Suriah terjerumus ke dalam perang pada tahun 2011, Asma al-Assad—mantan bankir investasi kelahiran Inggris—telah mengambil peran publik dalam memimpin upaya amal dan bertemu dengan keluarga tentara yang terbunuh, namun juga menjadi target penghinaan bagi banyak pendukung oposisi.
Dia menjalankan Syria Trust for Development, sebuah LSM besar yang bertindak sebagai organisasi payung bagi banyak operasi bantuan dan pembangunan di Suriah.
Tahun lalu, dia menemani suaminya dalam kunjungan ke Uni Emirat Arab, perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri bersamanya sejak 2011.
(mas)