Kritik Israel, Politisi Muslim Ini Bikin Marah Tokoh-tokoh AS

Senin, 11 Februari 2019 - 15:44 WIB
Kritik Israel, Politisi Muslim Ini Bikin Marah Tokoh-tokoh AS
Kritik Israel, Politisi Muslim Ini Bikin Marah Tokoh-tokoh AS
A A A
WASHINGTON - Ilhan Omar, salah satu dari dua anggota kongres Muslim pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS), telah menjadi bintang di panggung politik Washington. Kritik pedasnya terhadap Israel membuat para tokoh dan politisi Amerika Serikat marah.

Ilhan Omar, anggota Kongres dari Partai Demokrat pernah menghadapi tuduhan anti-Semitisme di masa lalu. Namun, dia bersikeras bahwa kritiknya terhadap pemerintah Israel dan pengaruh Israel pada politik AS bukanlah anti-Semit.

Omar telah memicu gelombang kemarahan di antara para politisi dari kedua kubu setelah mengisyaratkan bahwa pelobi pro-Israel memengaruhi politisi AS untuk mendukung negara Yahudi.

Pada hari Minggu, jurnalis Glenn Greenwald me-retweet sebuah artikel Haaretz yang melaporkan bahwa pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy telah mengancam untuk mengambil tindakan terhadap Omar dan anggota kongres Muslim lainnya, Rashida Tlaib, atas kritik mereka terhadap Israel dan anggapan keduanya anti-Semitisme.

Omar dan Tlaib terang-terangan mendukung kampanye Boikot, Sanksi, dan Divestasi (BDS) terhadap Israel. Keduanya menuduh Israel mempraktikan apartheid. Kedua politisi Muslim itu juga mengutuk pendudukan Israel atas wilayah Palestina, serta mendesak penggunaan tekanan tanpa kekerasan terhadap Israel dalam upaya untuk memaksanya agar mengakhiri pelanggaran terhadap hak-hak warga Palestina.

Ilhan Omar menyindir, "It's All About The Benjamins (Ini semua tentang bayi Benjamin)"—sebuah judul lagu rapper Amerika Puff Daddy ketika membuat ujaran terselubung pada pelobi Israel di Amerika Serikat.

Wartawan Batya Ungar-Sargon dengan cepat menuduh Omar seorang anti-Semit. Omar menanggapi di Twitter dengan menulis satu kata "AIPAC!"

AIPAC adalah singkatan dari Komite Urusan Publik Israel Amerika, kelompok lobi pro-Israel yang kuat yang sebelumnya menghadapi tuduhan kampanye melawan perjanjian nuklir Iran dan menggagalkan proses perdamaian di Timur Tengah.

Omar, yang diambil sumpah pada pelantikan bulan lalu menjadi wanita pertama yang mengenakan jilbab sebagai anggota Kongres. Sosoknya telah berada di pusat Twitterstorm dalam waktu singkat.

Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley marah dengan sikap Omar yang mengkritik keras Israel."Pernyataan Omar tidak dapat ditoleransi di Kongres kita sendiri oleh siapa pun dari salah satu pihak. Dalam masa meningkatnya anti-Semitisme, kita semua harus bertanggung jawab. Tidak ada alasan," kata Haley yang terkenal sangat membela Israel selama aktif di PBB.

Chelsea Clinton, putri mantan Presiden Bill Clinton bergabung bersama para tokoh AS yang mengecam Omar."Kita harus mengharapkan semua pejabat terpilih, terlepas dari partainya, dan semua tokoh publik untuk tidak lalu lalang dalam anti-Semitisme," kata Chelsea.

Matt Brooks, direktur eksekutif Koalisi Yahudi Republik, telah meminta Ketua Kongres atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi dan Pemimpin Mayoritas Senat Steny H. Hoyer untuk berbicara terkait pernyataan-pernyataan Omar.

"Apakah Anda menyarankan AIPAC membayar anggota Kongres?," tanya Jake Sherman, penulis dari Politico.

"Pernyataan anggota Kongres Omar sangat menyakitkan bagi orang-orang Yahudi, termasuk saya," tulis anggota Kongres Max Rose di Twitter.

"Menyiratkan bahwa orang Amerika mendukung Israel karena uang saja sudah cukup ofensif. Tetapi untuk melangkah lebih jauh dan me-retweet seseorang yang menyatakan rasa sakit mereka pada sentimennya sama sekali tidak dapat diterima."

"Kami bangga bahwa kami terlibat dalam proses demokrasi untuk memperkuat hubungan AS-Israel. Upaya bipartisan kami mencerminkan nilai-nilai dan kepentingan Amerika. Kami tidak akan terhalang dengan cara apa pun dengan serangan yang kurang informasi dan tidak sah pada pekerjaan penting ini," kata AIPAC dalam sebuah pernyataan.

Ini bukan pertama kalinya Omar "dihukum" karena dianggap anti-Semitisme—tuduhan yang telah dibantahnya. Pada akhir Januari, dia mengkritik sikap Washington pada Tel Aviv, dengan mengatakan bahwa dia "hampir terkekeh-kekeh" ketika AS memuji tinggi Israel sebagai negara demokrasi di Timur Tengah.

Dia pernag menulis tweet tahun 2012 yang berbunyi; "Israel telah menghipnotis dunia, semoga Allah membangunkan orang-orang dan membantu mereka melihat kejahatan Israel." Namun, dia kemudian berulang kali meminta maaf atas tweet-nya itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4601 seconds (0.1#10.140)