Muak pada Wisatawan Asing, Pulau Wisata di Spanyol Ini Perketat Aturan Pesta Seks
loading...
A
A
A
BARCELONA - Kepulauan Balearic di Spanyol memperluas pembatasan terhadap minuman beralkohol di jalan dan lebih lanjut membatasi perahu pesta dalam upaya untuk menindak liburan yang mengandungalkohol dan pesta seks di kawasan wisata.
Itu menunjukkan kemuakan masyarakat lokal di Spanyol dengan budaya pesta seks dan pesta alkohol yang mengganggu ketenangan masyarakat.
Pemerintah mengatakan pengetatan undang-undang yang disahkan pada tahun 2020 akan berlaku di lokasi-lokasi populer termasuk Playa de Palma dan Magaluf di Majorca dan Sant Antoni di Ibiza.
Orang yang kedapatan minum di luar area resmi akan didenda antara 500-1500 euro,
Melansir BBC, berdasarkan undang-undang baru, yang mulai berlaku pada hari Sabtu, jumlah sanksi yang dijatuhkan terhadap orang asing akan dihitung dan diserahkan ke kedutaan masing-masing.
Undang-undang tersebut memperkenalkan aturan yang lebih ketat terhadap kapal pesta, yang akan dilarang mendekat lebih dari satu mil laut (1.852 km) dari area yang ditentukan. Menaikkan atau menurunkan penumpang akan terus dilarang.
Perahu pesta sebelumnya dilarang beriklan di tiga wilayah tersebut.
Luis Pomar, petugas pers di dewan pariwisata Kepulauan Balearic, mengatakan kepada BBC bahwa undang-undang tahun 2020 berfungsi untuk mengekang perilaku anti-sosial. Dia menambahkan bahwa dia berharap undang-undang tersebut tidak lagi diperlukan “dalam tiga hingga empat tahun, jika kita menanamkan pada masyarakat bagaimana berperilaku”.
Hingga 16 juta euro akan dihabiskan untuk meningkatkan wilayah yang paling banyak dikunjungi pariwisata.
Wilayah yang menerapkan undang-undang tersebut telah diubah atas permintaan otoritas setempat.
Pomar mengatakan komisi tentang "Promosi Kesopanan di Kawasan Wisata" akan diperluas hingga mencakup perwakilan negara-negara yang wisatawannya paling banyak dikaitkan dengan masalah ini, yakni Inggris dan Jerman.
Pemerintah menegaskan kembali bahwa undang-undang tahun 2020 melarang toko-toko menjual alkohol antara pukul 21:30 dan 08:00 waktu setempat.
Pada saat diberlakukannya undang-undang tersebut pada tahun 2020, pemerintah regional mengatakan bahwa ini adalah yang pertama di Eropa yang membatasi promosi dan penjualan alkohol di kawasan wisata tertentu.
Dikatakan bahwa langkah-langkah baru ini akan “melawan ekses” dan “memaksakan perubahan nyata dalam model pariwisata di destinasi tersebut”.
Namun beberapa penduduk setempat mengeluh bahwa undang-undang tersebut akan merugikan bisnis.
Itu menunjukkan kemuakan masyarakat lokal di Spanyol dengan budaya pesta seks dan pesta alkohol yang mengganggu ketenangan masyarakat.
Pemerintah mengatakan pengetatan undang-undang yang disahkan pada tahun 2020 akan berlaku di lokasi-lokasi populer termasuk Playa de Palma dan Magaluf di Majorca dan Sant Antoni di Ibiza.
Orang yang kedapatan minum di luar area resmi akan didenda antara 500-1500 euro,
Melansir BBC, berdasarkan undang-undang baru, yang mulai berlaku pada hari Sabtu, jumlah sanksi yang dijatuhkan terhadap orang asing akan dihitung dan diserahkan ke kedutaan masing-masing.
Undang-undang tersebut memperkenalkan aturan yang lebih ketat terhadap kapal pesta, yang akan dilarang mendekat lebih dari satu mil laut (1.852 km) dari area yang ditentukan. Menaikkan atau menurunkan penumpang akan terus dilarang.
Perahu pesta sebelumnya dilarang beriklan di tiga wilayah tersebut.
Luis Pomar, petugas pers di dewan pariwisata Kepulauan Balearic, mengatakan kepada BBC bahwa undang-undang tahun 2020 berfungsi untuk mengekang perilaku anti-sosial. Dia menambahkan bahwa dia berharap undang-undang tersebut tidak lagi diperlukan “dalam tiga hingga empat tahun, jika kita menanamkan pada masyarakat bagaimana berperilaku”.
Hingga 16 juta euro akan dihabiskan untuk meningkatkan wilayah yang paling banyak dikunjungi pariwisata.
Wilayah yang menerapkan undang-undang tersebut telah diubah atas permintaan otoritas setempat.
Pomar mengatakan komisi tentang "Promosi Kesopanan di Kawasan Wisata" akan diperluas hingga mencakup perwakilan negara-negara yang wisatawannya paling banyak dikaitkan dengan masalah ini, yakni Inggris dan Jerman.
Pemerintah menegaskan kembali bahwa undang-undang tahun 2020 melarang toko-toko menjual alkohol antara pukul 21:30 dan 08:00 waktu setempat.
Pada saat diberlakukannya undang-undang tersebut pada tahun 2020, pemerintah regional mengatakan bahwa ini adalah yang pertama di Eropa yang membatasi promosi dan penjualan alkohol di kawasan wisata tertentu.
Dikatakan bahwa langkah-langkah baru ini akan “melawan ekses” dan “memaksakan perubahan nyata dalam model pariwisata di destinasi tersebut”.
Namun beberapa penduduk setempat mengeluh bahwa undang-undang tersebut akan merugikan bisnis.
(ahm)