AS, Filipina, dan Australia Tembak dan Tenggelamkan Kapal Perang Buatan China
loading...
A
A
A
MANILA - Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Australia telah menembak dan menenggelamkan kapal perang buatan China. Kapal tersebut dijadikan target empuk dalam latihan perang ketika Beijing meningkatkan klaim teritorialnya di Laut China Selatan.
Aset darat, udara, dan laut menghantam BRP Lake Caliraya berukuran 325 kaki—sebuah kapal perang yang sebelumnya diperoleh Angkatan Laut Filipina dari China—di lepas pantai barat provinsi Ilocos Norte yang menghadap Taiwan pada Rabu pagi.
Latihan perang tersebut, yang dijuluki SINKEX, adalah bagian dari latihan Balikatan selama berminggu-minggu yang diadakan setiap tahun antara AS dan Filipina. Edisi tahun ini, yang terbesar, melibatkan sekitar 17.000 personel angkatan bersenjata, termasuk dari Australia dan Prancis.
Latihan ini berlangsung di tengah meningkatnya perselisihan antara Beijing dan sekutu perjanjian pertahanan AS; Manila.
China mengeklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina yang diakui secara internasional.
Klaim Beijing itu telah menyebabkan ketegangan yang semakin meningkat selama setahun terakhir di perairan yang disengketakan, termasuk dua konflik pada bulan Maret yang menyebabkan beberapa pelaut Filipina terluka.
“Dengan menggabungkan sebanyak mungkin platform penginderaan dan penembakan gabungan, tujuan latihan serangan maritim ini adalah untuk menguji dan memvalidasi jaringan tembakan gabungan tersebut,” demikian bunyi pernyataan Komando Indo-Pasifik AS pada latihan serangan maritim tersebut, seperti dikutip Newsweek, Jumat (10/5/2024).
Setelah dua jam, BRP Lake Caliraya tenggelam di bawah gelombang pada pukul 10.49. Menurut pernyataan militer AS, kapal perang buatan China tersebut tetap mengapung selama mungkin untuk "memaksimalkan nilai pelatihan".
“Kami tahu betapa mematikan dan kemampuan amunisi kami untuk menenggelamkan sasaran maritim,” kata Kolonel Marinir AS Douglas Krugman.
“Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kolektif jaringan tembakan gabungan kami dan meningkatkan interoperabilitas untuk mendeteksi dan menembak sasaran dari berbagai platform darat, laut, dan udara Filipina, AS, dan Australia.”
Berbagai amunisi ditembakkan oleh kapal perang, pesawat tempur, dan platform berbasis darat selama latihan tersebut, termasuk peluru kendali anti-tank Spike, peluru artileri, dan rudal jelajah permukaan-ke-permukaan C-Star yang dikembangkan oleh Korea Selatan.
“Balikatan 2024 membuat sejarah hari ini melalui peluncuran pertama rudal jelajah anti-kapal oleh Angkatan Laut Filipina selama aktivitas serangan maritim di Laut China Selatan. [Frigat berpeluru kendali Filipina] BRP Jose Rizal menembakkan satu SSM-700K C-Star dan berhasil mencapai sasaran," tulis jurnalis pertahanan lepas Aaron-Matthew Lariosa dalam postingan media sosial.
Bulan lalu, media pemerintah China; Global Times, mengecam pemilihan kapal perang Lake Caliraya—yang dibangun di Galangan Kapal Taizhou Zhongxing di provinsi Zhejiang, China timur—sebagai target tembak untuk latihan perang gabungan AS dan sekutunya.
“Pihak Filipina sedang bersiap untuk menggunakannya sebagai target dalam skenario simulasi ‘kapal musuh’, yang menunjukkan niat provokatif yang jelas,” tulis media pemerintah China tersebut.
Roy Vincent Trinidad, juru bicara Angkatan Laut Filipina, mengatakan bahwa pemilihan kapal perang tersebut hanya kebetulan. "Jangan menganggap hal itu penting," katanya.
Namun, model kapal yang digunakan untuk mewakili kapal perang Lake Caliraya memiliki kemiripan yang mencolok dengan dua kapal induk pertama China, yaitu Liaoning dan Shandong. Demikian analisis Max Montero, pengguna akun X yang berfokus pada keamanan maritim Filipina, yang membagikan foto yang dikaitkan dengan direktur Pusat Pelatihan Gabungan dan Kombinasi Militer Filipina Kolonel Michael Logico.
“Latihan militer tidak boleh menargetkan atau merugikan kepentingan pihak ketiga mana pun, juga tidak boleh merusak kepercayaan antarnegara dan memengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menjelang latihan perang gabungan AS dan sekutunya, dalam konferensi pers pada hari Selasa.
“Negara-negara terkait perlu menghentikan pelanggaran dan provokasi di laut, berhenti memicu konfrontasi, dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan ini,” katanya.
Aset darat, udara, dan laut menghantam BRP Lake Caliraya berukuran 325 kaki—sebuah kapal perang yang sebelumnya diperoleh Angkatan Laut Filipina dari China—di lepas pantai barat provinsi Ilocos Norte yang menghadap Taiwan pada Rabu pagi.
Latihan perang tersebut, yang dijuluki SINKEX, adalah bagian dari latihan Balikatan selama berminggu-minggu yang diadakan setiap tahun antara AS dan Filipina. Edisi tahun ini, yang terbesar, melibatkan sekitar 17.000 personel angkatan bersenjata, termasuk dari Australia dan Prancis.
Latihan ini berlangsung di tengah meningkatnya perselisihan antara Beijing dan sekutu perjanjian pertahanan AS; Manila.
China mengeklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina yang diakui secara internasional.
Klaim Beijing itu telah menyebabkan ketegangan yang semakin meningkat selama setahun terakhir di perairan yang disengketakan, termasuk dua konflik pada bulan Maret yang menyebabkan beberapa pelaut Filipina terluka.
“Dengan menggabungkan sebanyak mungkin platform penginderaan dan penembakan gabungan, tujuan latihan serangan maritim ini adalah untuk menguji dan memvalidasi jaringan tembakan gabungan tersebut,” demikian bunyi pernyataan Komando Indo-Pasifik AS pada latihan serangan maritim tersebut, seperti dikutip Newsweek, Jumat (10/5/2024).
Setelah dua jam, BRP Lake Caliraya tenggelam di bawah gelombang pada pukul 10.49. Menurut pernyataan militer AS, kapal perang buatan China tersebut tetap mengapung selama mungkin untuk "memaksimalkan nilai pelatihan".
“Kami tahu betapa mematikan dan kemampuan amunisi kami untuk menenggelamkan sasaran maritim,” kata Kolonel Marinir AS Douglas Krugman.
“Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kolektif jaringan tembakan gabungan kami dan meningkatkan interoperabilitas untuk mendeteksi dan menembak sasaran dari berbagai platform darat, laut, dan udara Filipina, AS, dan Australia.”
Berbagai amunisi ditembakkan oleh kapal perang, pesawat tempur, dan platform berbasis darat selama latihan tersebut, termasuk peluru kendali anti-tank Spike, peluru artileri, dan rudal jelajah permukaan-ke-permukaan C-Star yang dikembangkan oleh Korea Selatan.
“Balikatan 2024 membuat sejarah hari ini melalui peluncuran pertama rudal jelajah anti-kapal oleh Angkatan Laut Filipina selama aktivitas serangan maritim di Laut China Selatan. [Frigat berpeluru kendali Filipina] BRP Jose Rizal menembakkan satu SSM-700K C-Star dan berhasil mencapai sasaran," tulis jurnalis pertahanan lepas Aaron-Matthew Lariosa dalam postingan media sosial.
Bulan lalu, media pemerintah China; Global Times, mengecam pemilihan kapal perang Lake Caliraya—yang dibangun di Galangan Kapal Taizhou Zhongxing di provinsi Zhejiang, China timur—sebagai target tembak untuk latihan perang gabungan AS dan sekutunya.
“Pihak Filipina sedang bersiap untuk menggunakannya sebagai target dalam skenario simulasi ‘kapal musuh’, yang menunjukkan niat provokatif yang jelas,” tulis media pemerintah China tersebut.
Roy Vincent Trinidad, juru bicara Angkatan Laut Filipina, mengatakan bahwa pemilihan kapal perang tersebut hanya kebetulan. "Jangan menganggap hal itu penting," katanya.
Namun, model kapal yang digunakan untuk mewakili kapal perang Lake Caliraya memiliki kemiripan yang mencolok dengan dua kapal induk pertama China, yaitu Liaoning dan Shandong. Demikian analisis Max Montero, pengguna akun X yang berfokus pada keamanan maritim Filipina, yang membagikan foto yang dikaitkan dengan direktur Pusat Pelatihan Gabungan dan Kombinasi Militer Filipina Kolonel Michael Logico.
“Latihan militer tidak boleh menargetkan atau merugikan kepentingan pihak ketiga mana pun, juga tidak boleh merusak kepercayaan antarnegara dan memengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menjelang latihan perang gabungan AS dan sekutunya, dalam konferensi pers pada hari Selasa.
“Negara-negara terkait perlu menghentikan pelanggaran dan provokasi di laut, berhenti memicu konfrontasi, dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan ini,” katanya.
(mas)