Israel Setop Semua Bantuan ke Gaza usai Rebut Perlintasan Rafah, Zionis Sama Saja Hukum Mati Semua Warga Palestina
loading...
A
A
A
Warga Tidak Aman
Di Jenewa, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, Jens Laerke, mengatakan “kepanikan dan keputusasaan” mencengkeram masyarakat di Rafah.
Dia mengatakan, berdasarkan hukum internasional, masyarakat harus memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan evakuasi, dan memiliki rute yang aman menuju daerah aman yang memiliki akses terhadap bantuan. “Hal ini tidak terjadi pada evakuasi Rafah,” papar dia.
“Kota itu penuh dengan persenjataan yang belum meledak, bom-bom besar yang tergeletak di jalan. Itu tidak aman,” ujar dia.
Israel membunuh 34.789 warga Palestina di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengimbau Israel dan Hamas melakukan segala upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan memperingatkan Israel bahwa serangan penuh terhadap Rafah akan “menjadi kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan.”
Hamas mengatakan, pada Senin malam, pihaknya telah mengatakan kepada mediator Qatar dan Mesir yang menangani perundingan tidak langsung tersebut bahwa mereka telah menyetujui proposal gencatan senjata, namun Israel mengatakan persyaratan tersebut tidak memenuhi tuntutannya.
Pada Selasa, kelompok tersebut mengatakan serangan Israel di Rafah bertujuan merusak upaya gencatan senjata.
Namun, berbagai pemain tampaknya bersedia untuk berbicara lagi pada hari Selasa.
Seorang pejabat yang mendapat penjelasan mengenai perundingan tersebut mengatakan delegasi Israel telah tiba di ibu kota Mesir, Kairo, meskipun Israel telah menegaskan kembali tujuannya tetap menghancurkan Hamas.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi mengatakan kepada Reuters bahwa delegasi Hamas mungkin tiba di Kairo pada Selasa malam atau Rabu untuk membahas gencatan senjata.