Perusahaan Mesir Raup Rp32 Miliar per Hari dari Warga Palestina yang Tinggalkan Gaza
loading...
A
A
A
Pendapatan yang diperoleh Hala dan perusahaan Organi lainnya tidak tunduk pada pengawasan apa pun, dan tidak ada catatan publik yang tersedia untuk meneliti di mana uang tersebut dibelanjakan atau siapa yang memperoleh manfaat darinya.
Mohannad Sabry, penulis Mesir dan pakar Sinai, mengatakan tidak mengherankan jika negara Mesir tidak melakukan apa pun untuk menghentikan Organi mengambil keuntungan dari keputusasaan rakyat Palestina.
“Organi adalah kedok bagi bisnis milik negara dan militer serta kebijakan mereka di Mesir. Dia adalah roda penggerak dalam mesin gelap dan korup yang beroperasi dengan impunitas,” ujar dia kepada MEE.
Masalah dengan aktivitas bisnis Organi, menurut Sabry, adalah hal itu merupakan bagian dari sistem ekonomi yang lebih besar dan tidak jelas yang dikendalikan militer Mesir.
Menggambarkan sistem ini sebagai “kotak hitam”, Sabry mengatakan tidak hanya rincian cara kerjanya yang masih menjadi misteri, namun tak seorang pun di Mesir diperbolehkan mencari informasi tentang sistem tersebut.
Organi adalah sekutu presiden dan militer Mesir, dan secara luas dianggap sebagai tokoh suku dan bisnis paling berpengaruh di semenanjung Sinai, menurut laporan Middle East Eye sebelumnya.
Pada Januari 2022, Sisi menunjuk Organi sebagai anggota Otoritas Pembangunan Sinai, badan negara yang memiliki kendali eksklusif atas kegiatan pembangunan dan konstruksi di semenanjung tersebut.
Badan keamanan Mesir pada awal April menahan aktivis yang memprotes Organi dan perusahaannya yang mengambil keuntungan dari warga Palestina yang rentan.
Beberapa orang menghadapi tuduhan “menyebarkan berita palsu” dan “berkolaborasi dengan kelompok teroris” karena ikut serta dalam demonstrasi.
Mesir telah berulang kali membantah tuduhan bahwa mereka mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat Palestina.
Mohannad Sabry, penulis Mesir dan pakar Sinai, mengatakan tidak mengherankan jika negara Mesir tidak melakukan apa pun untuk menghentikan Organi mengambil keuntungan dari keputusasaan rakyat Palestina.
“Organi adalah kedok bagi bisnis milik negara dan militer serta kebijakan mereka di Mesir. Dia adalah roda penggerak dalam mesin gelap dan korup yang beroperasi dengan impunitas,” ujar dia kepada MEE.
Masalah dengan aktivitas bisnis Organi, menurut Sabry, adalah hal itu merupakan bagian dari sistem ekonomi yang lebih besar dan tidak jelas yang dikendalikan militer Mesir.
Menggambarkan sistem ini sebagai “kotak hitam”, Sabry mengatakan tidak hanya rincian cara kerjanya yang masih menjadi misteri, namun tak seorang pun di Mesir diperbolehkan mencari informasi tentang sistem tersebut.
Organi adalah sekutu presiden dan militer Mesir, dan secara luas dianggap sebagai tokoh suku dan bisnis paling berpengaruh di semenanjung Sinai, menurut laporan Middle East Eye sebelumnya.
Pada Januari 2022, Sisi menunjuk Organi sebagai anggota Otoritas Pembangunan Sinai, badan negara yang memiliki kendali eksklusif atas kegiatan pembangunan dan konstruksi di semenanjung tersebut.
Badan keamanan Mesir pada awal April menahan aktivis yang memprotes Organi dan perusahaannya yang mengambil keuntungan dari warga Palestina yang rentan.
Beberapa orang menghadapi tuduhan “menyebarkan berita palsu” dan “berkolaborasi dengan kelompok teroris” karena ikut serta dalam demonstrasi.
Eksploitasi Jahat
Mesir telah berulang kali membantah tuduhan bahwa mereka mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat Palestina.