Kondisi Medis Langka, Wanita AS Ini Terangsang Secara Permanen
loading...
A
A
A
Pada usia 13 tahun, Wallen mengatakan dia mulai mengalami hari-hari yang acak tanpa rasa sakit. Namun gairah yang membara dan tidak diinginkan akan muncul kembali setelah beberapa hari.
Dia mengaku sengaja menggunakan uap pada alat kelaminnya untuk mengalihkan perhatian dari gairah yang tidak diinginkan.
Menurutnya, rasa "terbakar" lebih bisa ditoleransi dibandingkan rasa sakit akibat PGAD.
Tepat sebelum lulus SMA, Wallen menemui dokter. Dokternya yakin bahwa dia menderita PGAD bersamaan dengan disfungsi seksual lainnya.
Dokter juga menemukan bahwa dia menderita vestibulodynia neuroproliferatif bawaan, yang berarti saraf panggul sangat sensitif terhadap sentuhan, dan Wallen telah menderita penyakit ini sejak lahir.
Wallen kemudian menjalani pengangkatan saraf genital dalam upaya untuk menghilangkan rasa sakit tetapi dia hanya mengangkat sebagian jaringan yang menyakitkan, sehingga memberinya peluang lebih besar untuk memiliki gairah seks yang "normal" di masa depan.
Dengan perawatan dan operasi yang terus dikembangkan, Wallen tetap berharap dia akan mampu menjalani “hidup tanpa PGAD” suatu hari nanti.
Dia mengaku sengaja menggunakan uap pada alat kelaminnya untuk mengalihkan perhatian dari gairah yang tidak diinginkan.
Menurutnya, rasa "terbakar" lebih bisa ditoleransi dibandingkan rasa sakit akibat PGAD.
Tepat sebelum lulus SMA, Wallen menemui dokter. Dokternya yakin bahwa dia menderita PGAD bersamaan dengan disfungsi seksual lainnya.
Dokter juga menemukan bahwa dia menderita vestibulodynia neuroproliferatif bawaan, yang berarti saraf panggul sangat sensitif terhadap sentuhan, dan Wallen telah menderita penyakit ini sejak lahir.
Wallen kemudian menjalani pengangkatan saraf genital dalam upaya untuk menghilangkan rasa sakit tetapi dia hanya mengangkat sebagian jaringan yang menyakitkan, sehingga memberinya peluang lebih besar untuk memiliki gairah seks yang "normal" di masa depan.
Dengan perawatan dan operasi yang terus dikembangkan, Wallen tetap berharap dia akan mampu menjalani “hidup tanpa PGAD” suatu hari nanti.
(mas)