Mattis Hengkang 1 Januari, Shanahan Jadi Bos Pentagon

Senin, 24 Desember 2018 - 09:31 WIB
Mattis Hengkang 1 Januari, Shanahan Jadi Bos Pentagon
Mattis Hengkang 1 Januari, Shanahan Jadi Bos Pentagon
A A A
WASHINGTON - James Norman Mattis yang telah mengundurkan diri sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau kepala Pentagon resmi meninggalkan kantornya 1 Januari 2019. Presiden Donald Trump menunjuk Patrick Shanahan sebagai pengganti Mattis.

Mattis yang sedianya akan hengkang dari Pentagon pada akhir Februari 2019. Namun, di luar dugaan dia lebih cepat hengkang dari kantor Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Shanahan yang ditunjuk sebagai bos baru Pentagon sebelumnya adalah Wakil Menteri Pertahanan.

"Saya senang mengumumkan bahwa Wakil Menteri Pertahanan kami yang sangat berbakat, Patrick Shanahan, akan menerima gelar Menteri Pertahanan mulai 1 Januari 2019. Patrick memiliki daftar panjang pencapaian sambil melayani sebagai Wakil (Menteri Pertahanan) dan sebelumnya di Boeing. Dia akan menjadi luar biasa!, bunyi pengumuman Trump via akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.

Mattis mengundurkan diri dari pemerintahan Trump minggu ini dengan alasan perbedaan kebijakan. Dia mengajukan surat pengunduran diri tak lama setelah presiden memerintahkan penarikan seluruh pasukan AS dari Suriah.

Sumber pemerintah AS kepada Reuters, yang dilansir Senin (24/12/2018), mengatakan Trump kesal dengan surat pengunduran diri Mattis yang secara implisit mengkritik kebijakannya, terutama soal penarikan pasukan Washington dari Suriah.

Tak lama setelah pengumuman itu, Trump mengungkapkan bahwa dia mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di mana keduanya membahas keterlibatan bersama di Suriah dan penarikan pasukan yang terkoordinasi dari negara Bashar al-Assad tersebut.

Mantan pejabat Pentagon Michael Maloof mengatakan pengunduran diri Mattis menandakan perubahan lebih lanjut dalam kebijakan luar negeri AS. "Karena dia adalah salah satu pejabat 'sekolah lama' yang bertahan pada 'aliansi dan stabilitas' untuk mempertahankan tatanan dunia yang dipimpin AS," kata Maloof.

"Trump telah datang dan meledakkan semuanya. Dia memandang America First, sambil memberikan pelayanan yang baik kepada aliansi seperti NATO, tetapi pada kenyataannya dia menginginkan Amerika yang kuat. Mattis juga melakukannya, tetapi dalam koordinasi dengan sekutu," kata Maloof kepada Russia Today.

Menurutnya, sikap seperti itu pada Trump sebenarnya mempercepat munculnya dunia multipolar, yang akhirnya lebih jauh merusak hegemoni AS.

Maloof percaya, hengkangnya Mattis tidak akan membantu Trump mendapatkan dukungan di kalangan militer. Sebaliknya, hal itu dapat merusak moral pasukan AS.

“Dia memiliki rasa hormat yang luar biasa di antara pasukan. Saya kenal Jenderal Mattis, sebagian, dan rasa hormat yang dia hasilkan dari pangkat dan arsip militer hampir seolah-olah dia adalah Jenderal Patton yang lain," katanya.

"Saya kira militer tidak akan mendukung Donald Trump sebagai konsekuensinya," imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5004 seconds (0.1#10.140)