AS Pertimbangkan Kesepakatan Senjata Rp16 Triliun untuk Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan kesepakatan senjata baru senilai lebih dari USD1 miliar (Rp16 triliun) untuk Israel, termasuk amunisi tank, kendaraan militer, dan mortir.
Kesepakatan dirancang di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, menurut laporan pada hari Jumat (19/4/2024).
Kesepakatan yang diusulkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden mencakup transfer amunisi tank 120 mm senilai USD700 juta, kendaraan taktis senilai USD500 juta, dan mortir 120 mm senilai kurang dari USD100 juta, menurut Wall Street Journal, mengutip para pejabat AS.
Paket ini, yang dilaporkan merupakan paket terbesar bagi Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, merupakan tambahan dari paket bantuan militer yang saat ini diajukan ke Kongres.
“Penjualan tersebut memerlukan persetujuan dari Kongres AS dan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk diselesaikan,” ungkap laporan itu.
Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar Anadolu.
AS menghadapi rentetan kritik karena memberikan bantuan militer ke Israel di tengah laporan Tel Aviv yang menargetkan warga sipil.
Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza.
Banyak pakar telah memperingatkan berbagai pelanggaran hukum internasional dan hukum AS.
Kesepakatan dirancang di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, menurut laporan pada hari Jumat (19/4/2024).
Kesepakatan yang diusulkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden mencakup transfer amunisi tank 120 mm senilai USD700 juta, kendaraan taktis senilai USD500 juta, dan mortir 120 mm senilai kurang dari USD100 juta, menurut Wall Street Journal, mengutip para pejabat AS.
Paket ini, yang dilaporkan merupakan paket terbesar bagi Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, merupakan tambahan dari paket bantuan militer yang saat ini diajukan ke Kongres.
“Penjualan tersebut memerlukan persetujuan dari Kongres AS dan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk diselesaikan,” ungkap laporan itu.
Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar Anadolu.
AS menghadapi rentetan kritik karena memberikan bantuan militer ke Israel di tengah laporan Tel Aviv yang menargetkan warga sipil.
Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza.
Banyak pakar telah memperingatkan berbagai pelanggaran hukum internasional dan hukum AS.