Industri Penerbangan AS Minta Biden Larang Penerbangan Tambahan ke China

Jum'at, 19 April 2024 - 09:25 WIB
loading...
A A A
"Hubungan anti-persaingan antara kedua negara disorot oleh keuntungan yang diterima maskapai penerbangan China dengan terus mengakses wilayah udara Rusia, sementara maskapai penerbangan AS berhenti terbang melalui wilayah udara Rusia pada awal invasi Rusia ke Ukraina pada Maret 2022," papar surat bersama industri-industri penerbangan tersebut.

"Bahkan untuk penerbangan-penerbangan yang tidak beroperasi melalui wilayah udara Rusia, masih ada kerugian kompetitif karena maskapai penerbangan China menikmati perlindungan tertentu yang berasal dari hubungan maskapai China dengan pemerintah mereka," imbuhnya.

Perlindungan Pekerja Penerbangan


"Hal ini memungkinkan maskapai penerbangan China untuk beroperasi terlepas dari kondisi pasar standar. Sama seperti pemerintahan saat ini dan sebelumnya yang telah mengatasi praktik anti-persaingan dan kelebihan kapasitas dengan China, kami yakin kekhawatiran maskapai penerbangan AS saat ini juga sama,” sambung surat mereka.

Surat bersama yang ditandatangani kelompok lobi industri Airlines for America—yang anggotanya termasuk American Airlines, Delta dan United—dan serikat pekerja lain yang mewakili pekerja penerbangan, termasuk Air Line Pilots Association, mendesak pemerintah AS untuk menghentikan sementara penerbangan penumpang tambahan antara AS dan China hingga pekerja AS mendapat jaminan kesetaraan akses di pasar, dan bebas dari kebijakan anti-persaingan Beijing yang merugikan.

"Kami sangat mendesak pemerintah AS untuk menghentikan sementara penerbangan tambahan sampai para pekerja dan dunia usaha AS dijamin mendapatkan kesetaraan akses di pasar tanpa adanya kebijakan anti-persaingan yang merugikan di China," seru gabungan industri tersebut.

"Kami meminta pemerintah untuk mengkaji lagi secara seksama demi mengatasi masalah persaingan signifikan ini, dan demi melindungi pekerja penerbangan, pelancong, serta maskapai penerbangan AS," tutupnya.
(mas)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1541 seconds (0.1#10.140)