Rusia Murka Didesak Israel untuk Kutuk Serangan Iran
loading...
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengecam seruan Duta Besar Israel untuk Moskow Simona Halperin agar Kremlin mengutuk serangan Iran terhadap Israel.
Duta Besar Simona Halperin sebelumnya mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA Novosti bahwa negaranya mengharapkan “rekan-rekan Rusia kami mengutuk serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel.”
Dia juga dilaporkan berharap Moskow akan melawan “upaya Iran untuk mengganggu stabilitas kawasan.”
Dalam postingan di saluran Telegramnya pada Minggu, juru bicara Maria Zakharova menjawab, “Simona, ingatkan saya ketika Israel mengutuk satu serangan pun yang dilakukan rezim Kiev di wilayah Rusia? Anda tidak tahu? Aku juga tidak."
Zakharova juga mengutip, “Pernyataan rutin yang mendukung tindakan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky yang dilakukan oleh para pejabat Israel.”
Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki tahun ketiganya dua bulan lalu. Negara-negara Barat terus memasok senjata untuk Kiev meski Ukraina telah mengalami banyak kekalahan di medan perang.
Dalam pernyataan pada Minggu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan “keprihatinan yang ekstrim terhadap eskalasi berbahaya lainnya di Timur Tengah.”
“Kami mengimbau semua pihak yang terlibat untuk menahan diri. Kami mengharapkan mereka menyelesaikan masalah yang ada melalui cara politik dan diplomatik,” papar Kemlu Rusia.
Teheran pada Sabtu melancarkan serangan langsung pertamanya terhadap Israel dalam sejarah. Iran mengerahkan drone dan rudal sebagai tanggapan atas serangan rudal Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Serangan Israel tersebut mengakibatkan kematian tujuh anggota Garda Revolusi Iran, termasuk Jenderal Mohammad Reza Zahedi.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, mengutuk serangan di konsulat Iran tersebut.
“Setiap serangan terhadap fasilitas diplomatik dan konsuler, yang dijamin Konvensi Wina, tidak dapat diganggu gugat, begitu juga dengan pembunuhan politik,” tegas Lavrov.
Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, setengah dari rudal yang ditujukan ke Israel mencapai sasarannya.
Dalam panggilan telepon pada Sabtu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Washington tidak akan mendukung tanggapan Israel terhadap Iran, menurut laporan situs berita Axios.
“Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa respon Israel terhadap serangan Iran terhadap Israel akan mengarah pada perang regional dengan konsekuensi bencana,” ungkap Axios, mengutip para pejabat AS.
Duta Besar Simona Halperin sebelumnya mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA Novosti bahwa negaranya mengharapkan “rekan-rekan Rusia kami mengutuk serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel.”
Dia juga dilaporkan berharap Moskow akan melawan “upaya Iran untuk mengganggu stabilitas kawasan.”
Dalam postingan di saluran Telegramnya pada Minggu, juru bicara Maria Zakharova menjawab, “Simona, ingatkan saya ketika Israel mengutuk satu serangan pun yang dilakukan rezim Kiev di wilayah Rusia? Anda tidak tahu? Aku juga tidak."
Zakharova juga mengutip, “Pernyataan rutin yang mendukung tindakan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky yang dilakukan oleh para pejabat Israel.”
Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki tahun ketiganya dua bulan lalu. Negara-negara Barat terus memasok senjata untuk Kiev meski Ukraina telah mengalami banyak kekalahan di medan perang.
Eskalasi Berbahaya
Dalam pernyataan pada Minggu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan “keprihatinan yang ekstrim terhadap eskalasi berbahaya lainnya di Timur Tengah.”
“Kami mengimbau semua pihak yang terlibat untuk menahan diri. Kami mengharapkan mereka menyelesaikan masalah yang ada melalui cara politik dan diplomatik,” papar Kemlu Rusia.
Teheran pada Sabtu melancarkan serangan langsung pertamanya terhadap Israel dalam sejarah. Iran mengerahkan drone dan rudal sebagai tanggapan atas serangan rudal Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Serangan Israel tersebut mengakibatkan kematian tujuh anggota Garda Revolusi Iran, termasuk Jenderal Mohammad Reza Zahedi.
Pembunuhan Politik
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, mengutuk serangan di konsulat Iran tersebut.
“Setiap serangan terhadap fasilitas diplomatik dan konsuler, yang dijamin Konvensi Wina, tidak dapat diganggu gugat, begitu juga dengan pembunuhan politik,” tegas Lavrov.
Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, setengah dari rudal yang ditujukan ke Israel mencapai sasarannya.
Dalam panggilan telepon pada Sabtu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Washington tidak akan mendukung tanggapan Israel terhadap Iran, menurut laporan situs berita Axios.
“Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa respon Israel terhadap serangan Iran terhadap Israel akan mengarah pada perang regional dengan konsekuensi bencana,” ungkap Axios, mengutip para pejabat AS.
(sya)