Pemukim Israel Bersenjata Api Serang Desa di Tepi Barat, 1 Warga Palestina Ditembak Mati

Sabtu, 13 April 2024 - 21:29 WIB
loading...
Pemukim Israel Bersenjata Api Serang Desa di Tepi Barat, 1 Warga Palestina Ditembak Mati
Pria Palestina memeriksa kerusakan rumah setelah pemukim Israel menyerang desa al-Mughayyir, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 13 April 2024. Foto/REUTERS
A A A
TEPI BARAT - Seorang warga Palestina ditembak mati dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam serangan besar-besaran yang dilakukan pemukim dan tentara Israel di desa al-Mughayyir, Tepi Barat tengah, pada Jumat sore (12/4/2024).

Serangan tersebut, yang berlangsung selama berjam-jam, terjadi setelah seorang remaja Israel hilang dari permukiman mereka.

Pasukan keamanan Israel dan ratusan sukarelawan segera membentuk kelompok pencarian besar-besaran untuk mencarinya.

Sekitar 1.500 pemukim Israel, banyak di antaranya bersenjata, menyerbu desa al-Mughayyir, timur laut Ramallah, menembaki penduduk dan membakar rumah serta mobil, dalam perlindungan tentara kolonial Zionis.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 25 orang terluka, delapan di antaranya terkena tembakan peluru tajam. Pria yang terbunuh itu kemudian diidentifikasi oleh keluarganya sebagai Jihad Abu Alia, berusia 26 tahun.



Kazem al-Hajj, salah satu aktivis yang berkampanye menentang permukiman Israel di desa tersebut, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa serangan itu adalah yang paling mengerikan dalam beberapa tahun terakhir.

“Saat warga desa mendengar adanya penyerangan pemukim, mereka berusaha menghadang dengan menuju wilayah utara. Jihad Abu Alia salah satunya, namun dia terkena peluru pemukim di bagian kepala dan terjatuh ke tanah segera,” ungkap Hajj.

Abu Alia mati kehabisan darah setelah tentara Israel mencegah ambulans menjangkau korban yang terluka.

Selama amukan tersebut, para pemukim membakar lebih dari 40 fasilitas Palestina dan 50 mobil di al-Mughayyir, menyebabkan lahan pertanian di dekatnya juga ikut terbakar.

“Pemandangannya sangat mengerikan, kepulan asap memenuhi desa, dan suara ambulans tidak mereda di tengah baku tembak yang intens dan terus menerus,” papar Hajj.

Para pemukim berasal dari pos terdepan Mallahi, yang mereka dirikan selama dua tahun terakhir di atas kamp tentara Israel Jabeit, yang awalnya dibangun di tanah Palestina di utara Ramallah.

Hajj mengatakan desa tersebut setiap hari diserang oleh pemukim “yang menerapkan kebijakan pemukiman pastoral untuk mengontrol tanah desa” dengan perlindungan yang jelas dari tentara Israel.

Sedang dalam Lockdown


Beberapa jam setelah serangan dimulai, tentara Israel mundur dari desa tersebut, namun tetap berada di pintu masuknya, memberlakukan penutupan total dan mendirikan pos pemeriksaan.

Pasukan Israel juga menyerbu beberapa desa tetangga Palestina dan melakukan operasi pencarian yang didukung helikopter.

Semalam, lima warga Palestina terluka dalam serangan pemukim lainnya, di desa Abu Falah, dekat Ramallah, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan.

Pada Sabtu, pemukim mengepung beberapa desa di sebelah timur Ramallah, menutup pintu masuk dan menyerang warga Palestina yang lewat dengan batu, menurut laporan Wafa.

Jurnalis Mohammed Turkman mengatakan tentara sengaja menyerang jurnalis saat meliput serangan pemukim terhadap al-Mughayyir.

“Salah satu tentara menunjuk ke arah saya dan satu lagi menembak langsung ke arah saya. Untungnya, peluru tersebut mendarat di sebelah saya, namun saya bisa jadi salah satu yang terluka,” ungkap Turkman kepada MEE.

Turkman mengatakan serangan yang meluas dilakukan pemukim di satu sisi dan tentara di sisi lain, sementara awak ambulans dilarang mendekat.

Jurnalis tidak dapat meninggalkan desa tersebut setelah tentara Israel mundur dan menutup al-Mughayyir serta terpaksa tinggal di rumah Hajj.

“Ini bukan pertama kalinya kami menjadi sasaran pelecehan selama bekerja. Setiap kali ada liputan pers, tentara berusaha menyerang kami, terutama jika ada pemukim di sekitar kami,” papar Turkman.

Al-Mughayyir tetap ditutup pada hari Sabtu, dengan pasukan Israel mencegah jenazah Abu Alia dibawa ke desa untuk pemakamannya, sehingga memaksanya ditunda sampai tentara memindahkan pos pemeriksaannya.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)