Nekat Beli S-400 Rusia, Turki Terancam Didepak dari Program F-35
A
A
A
WASHINGTON - Turki berisiko dikeluarkan dari program pesawat jet tempur siluman F-35 yang dipimpin Amerika Serikat jika Ankara nekat mengakuisisi sistem rudal S-400 Rusia. Laporan Pentagon yang dikirim ke Kongres mengungkap ancaman tersebut.
Turki telah menjadi mitra penting program tersebut dengan menginvestasikan lebih dari USD1,25 miliar sejak pengembangan jet tempur itu dimulai pada tahun 2002.
"Pemerintah akan menilai kembali kelanjutan partisipasi Turki sebagai salah satu dari delapan negara mitra seandainya mereka melanjutkan pembelian S-400," bunyi laporan rahasia Pentagon untuk Kongres setebal dua halaman, yang dikutip Bloomberg, Kamis (29/11/2018).
"Pemerintah Turki telah berulang kali dan secara terbuka menyatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk mendapatkan S-400 dengan pengiriman paling awal Juli 2019," lanjut laporan tersebut.
Selain Turki membeli F-35 yang diproduksi Lockheed Martin Corp AS, 10 perusahaan Ankara juga telah ditetapkan sebagai produsen sejumlah komponen jet tempur itu seperti badan pesawat hingga landing gear dengan nilai produksi sekitar USD12 miliar.
"Industri Turki memproduksi suku cadang pesawat untuk semua varian dan pelanggan F-35," imbuh laporan Pentagon.
Laporan itu disusun atas atas desakan Senator Thom Tillis, seorang politisi Partai Republik dari North Carolina, dan Jean Shaheen, seorang politisi Partai Demokrat dari New Hampshire.
Kongres telah membuat undang-undang yang melarang pengiriman jet tempur F-35 ke Turki sampai ada laporan peninjauan dari Pentagon.
Turki, yang oleh laporan itu disebut sebagai "sekutu kritis NATO" secara simbolik sudah menerima dua jet tempur F-35. Namun, kedua pesawat itu masih berada di AS untuk pelatihan pilotnya.
Negara yang dipimpin Presiden Tayyip Erdogan ini sudah sepakat akan membeli 30 dari 100 unit jet tempur F-35 yang direncanakan.
Turki telah menjadi mitra penting program tersebut dengan menginvestasikan lebih dari USD1,25 miliar sejak pengembangan jet tempur itu dimulai pada tahun 2002.
"Pemerintah akan menilai kembali kelanjutan partisipasi Turki sebagai salah satu dari delapan negara mitra seandainya mereka melanjutkan pembelian S-400," bunyi laporan rahasia Pentagon untuk Kongres setebal dua halaman, yang dikutip Bloomberg, Kamis (29/11/2018).
"Pemerintah Turki telah berulang kali dan secara terbuka menyatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk mendapatkan S-400 dengan pengiriman paling awal Juli 2019," lanjut laporan tersebut.
Selain Turki membeli F-35 yang diproduksi Lockheed Martin Corp AS, 10 perusahaan Ankara juga telah ditetapkan sebagai produsen sejumlah komponen jet tempur itu seperti badan pesawat hingga landing gear dengan nilai produksi sekitar USD12 miliar.
"Industri Turki memproduksi suku cadang pesawat untuk semua varian dan pelanggan F-35," imbuh laporan Pentagon.
Laporan itu disusun atas atas desakan Senator Thom Tillis, seorang politisi Partai Republik dari North Carolina, dan Jean Shaheen, seorang politisi Partai Demokrat dari New Hampshire.
Kongres telah membuat undang-undang yang melarang pengiriman jet tempur F-35 ke Turki sampai ada laporan peninjauan dari Pentagon.
Turki, yang oleh laporan itu disebut sebagai "sekutu kritis NATO" secara simbolik sudah menerima dua jet tempur F-35. Namun, kedua pesawat itu masih berada di AS untuk pelatihan pilotnya.
Negara yang dipimpin Presiden Tayyip Erdogan ini sudah sepakat akan membeli 30 dari 100 unit jet tempur F-35 yang direncanakan.
(mas)