Nestapa Perayaan Idulfitri di Gaza yang Kelabu, Rakyat Palestina Mengaku Lelah Berperang

Rabu, 10 April 2024 - 10:04 WIB
loading...
A A A
Selama bulan pertama perang, Mohammed pergi membeli kentang untuk ibunya ketika rumah mereka hancur dan orang tua serta saudara laki-lakinya terbunuh dalam serangan udara Israel.

Adiknya berusaha mengisi kekosongan yang ditinggalkan ibu mereka, namun kesulitan karena dia juga merindukan keluarga mereka di saat-saat sulit ini.

Hanneen Hinawi, 35, pengungsi dari kota Gaza dan sekarang tinggal di tenda di Rafah, kota paling selatan Gaza, mengatakan anak-anaknya memahami bahwa mereka sedang mengalami masa-masa sulit dan tidak akan ada perayaan Idulfitri di wilayah kantong tersebut tahun ini.



“Saya membelikan biskuit Idul Fitri untuk mereka, karena mereka menyukainya dan ingin memakannya pada hari pertama setelah Ramadhan, seperti yang selalu mereka lakukan,” kata Hinawi kepada The National.

“Idulfitri adalah saat berkumpulnya keluarga, anak-anak bermain di taman, memberi mereka uang, dan membeli mainan, namun mereka telah merampas kebutuhan dasar kita.”

Ibu Hinawi, yang tinggal di tenda bersama suami dan dua anaknya, terpisah dari keluarganya, dan anak-anaknya tidak bertemu dengan sepupu mereka selama enam bulan.

Dia mengatakan yang mereka inginkan hanyalah berkumpul dengan teman dan kerabat mereka di Gaza.

“Semangat kami lelah dan kami tidak sanggup lagi menanggung situasi ini. Kami dulu sangat menikmati semua perayaan, tapi sekarang yang bisa kami fokuskan hanyalah terus menjalani hidup kami.”

Umm Hassan Al Massri, 65, bersikeras memasak somakia dan membagikannya ke tetangganya di Deir Al Balah, Gaza tengah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1614 seconds (0.1#10.140)