5 Fakta Memprihatinkan Puasa Ramadan saat Bencana Kelaparan di Gaza

Kamis, 04 April 2024 - 22:30 WIB
loading...
5 Fakta Memprihatinkan...
Rakyat Gaza melaksanakan puasa Ramadan dengan penuh penderitaan. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Melalui pengeras suara yang lemah di dekat reruntuhan Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza , Gaza utara, staf kesehatan dan keluarga pengungsi sama-sama mendengar suara azan Maghrib, dan memakan apa pun yang mereka dapat untuk berbuka puasa setelahnya. hari puasa yang panjang.

Mereka tahu mungkin tidak ada apapun untuk sahur, yaitu makan sebelum fajar di bulan Ramadan.

5 Fakta Memprihatinkan Puasa Ramadan saat Bencana Kelaparan di Gaza

1. Tidak Makan Makanan yang Layak

5 Fakta Memprihatinkan Puasa Ramadan saat Bencana Kelaparan di Gaza

Foto/Reuters

Dokter umum Hussam Abu Khalil berbuka puasa dengan keju, entah dari mana, dan sepiring kecil nasi yang diserahkan kepadanya oleh seorang staf.

Dia mengatakan dia belum makan makanan yang layak dalam tiga bulan, tapi dia akan tetap bekerja meskipun ada banyak hal – bom, hancurnya departemen, dan penangkapan rekan staf medis.

Gaza Utara dianggap sebagai wilayah dengan tingkat kelaparan tertinggi di Jalur Gaza, karena hanya sejumlah kecil bantuan kemanusiaan yang masuk sejak awal serangan brutal Israel.


2. Tidak Ada Bantuan Makanan

5 Fakta Memprihatinkan Puasa Ramadan saat Bencana Kelaparan di Gaza

Foto/Reuters

Hanya sejumlah kecil makanan yang masuk ke wilayah ini bahkan ketika truk bantuan berhasil mencapai Kota Gaza, setelah mendapat persetujuan dari pasukan Israel dan berkoordinasi dengan organisasi internasional. Ketika hal ini terjadi, orang akan berkumpul dalam jumlah besar untuk mendapatkan makanan kaleng dan tepung.

Hampir 2.000 personel medis masih bekerja di Gaza utara. Jumlah ini mencakup sekitar 200 dokter, dan sisanya adalah perawat, teknisi, dan staf administrasi.

Namun setelah pasukan Israel terlibat dalam penggerebekan selama dua minggu di Al-Shifa, rumah sakit tersebut hancur total dan ratusan orang dikhawatirkan tewas, termasuk banyak staf medis.

Lebih dari 500.000 orang tinggal di wilayah Gaza dan wilayah utara, termasuk kamp pengungsi Jabalia dan kota-kota lain di wilayah utara, yang menjadi sasaran serangan genosida oleh pasukan Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1665 seconds (0.1#10.140)