Menhan Inggris Sebut Dunia pada Periode sebelum Perang
loading...
A
A
A
LONDON - Anggota NATO yang tidak membelanjakan 2% dari PDB mereka untuk pertahanan sedang memainkan “roulette Rusia” dengan masa depan Barat, menurut Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Grant Shapps.
Dalam artikel untuk The Telegraph yang diterbitkan pada Rabu (3/4/2024), Shapps mengatakan anggota blok yang dipimpin AS harus menerima bahwa Barat sekarang berada di dunia “sebelum perang” dan oleh karena itu perlu meningkatkan pengeluaran militer mereka.
Banyak negara NATO selama bertahun-tahun berjuang mencapai ambang batas yang disepakati sebesar 2% dari PDB untuk belanja pertahanan, namun proses ini mendapatkan momentumnya setelah dimulainya krisis Ukraina pada tahun 2014 dan terutama setelah peluncuran operasi militer Rusia pada tahun 2022.
“Kita harus melihat lebih jauh dari target tersebut untuk memperkuat pertahanan kita. Namun beberapa negara masih gagal memenuhi angka 2%. Itu tidak bisa dilanjutkan. Kita tidak mampu bermain rolet Rusia dengan masa depan kami,” tulis Shapps.
Hanya 11 dari 32 negara anggota NATO yang memenuhi pedoman blok tersebut pada tahun lalu.
Prancis dan Jerman termasuk di antara negara-negara yang belanja pertahanannya lebih sedikit, menurut laporan tahunan, meskipun Paris dan Berlin baru-baru ini berjanji akan memenuhi target mereka tahun ini.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengklaim pada Februari bahwa 18 anggota berada di jalur yang tepat tahun ini untuk memenuhi target 2%.
Dalam artikel yang menandai peringatan 75 tahun NATO, Shapps mengatakan para anggota blok tersebut “harus sekali lagi memikirkan masa depan aliansi tersebut.”
“Kita telah berpindah dari dunia pascaperang ke dunia sebelum perang. Rusia mengancam tetangga kita. China semakin agresif. Iran menggunakan proksinya untuk menimbulkan kekacauan regional mulai dari Timur Tengah hingga selat Yaman. Dan Korea Utara terus-menerus menggunakan senjata nuklirnya,” klaim Menteri Pertahanan tersebut.
Dalam artikel untuk The Telegraph yang diterbitkan pada Rabu (3/4/2024), Shapps mengatakan anggota blok yang dipimpin AS harus menerima bahwa Barat sekarang berada di dunia “sebelum perang” dan oleh karena itu perlu meningkatkan pengeluaran militer mereka.
Banyak negara NATO selama bertahun-tahun berjuang mencapai ambang batas yang disepakati sebesar 2% dari PDB untuk belanja pertahanan, namun proses ini mendapatkan momentumnya setelah dimulainya krisis Ukraina pada tahun 2014 dan terutama setelah peluncuran operasi militer Rusia pada tahun 2022.
“Kita harus melihat lebih jauh dari target tersebut untuk memperkuat pertahanan kita. Namun beberapa negara masih gagal memenuhi angka 2%. Itu tidak bisa dilanjutkan. Kita tidak mampu bermain rolet Rusia dengan masa depan kami,” tulis Shapps.
Hanya 11 dari 32 negara anggota NATO yang memenuhi pedoman blok tersebut pada tahun lalu.
Prancis dan Jerman termasuk di antara negara-negara yang belanja pertahanannya lebih sedikit, menurut laporan tahunan, meskipun Paris dan Berlin baru-baru ini berjanji akan memenuhi target mereka tahun ini.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengklaim pada Februari bahwa 18 anggota berada di jalur yang tepat tahun ini untuk memenuhi target 2%.
Dalam artikel yang menandai peringatan 75 tahun NATO, Shapps mengatakan para anggota blok tersebut “harus sekali lagi memikirkan masa depan aliansi tersebut.”
“Kita telah berpindah dari dunia pascaperang ke dunia sebelum perang. Rusia mengancam tetangga kita. China semakin agresif. Iran menggunakan proksinya untuk menimbulkan kekacauan regional mulai dari Timur Tengah hingga selat Yaman. Dan Korea Utara terus-menerus menggunakan senjata nuklirnya,” klaim Menteri Pertahanan tersebut.