Mengapa Israel Membunuh Mohammad Reza Zahedi, Jenderal Iran yang Paling Berbahaya bagi Zionis?
loading...
A
A
A
GAZA - Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran , telah dibunuh oleh Israel di Suriah.
Dia terbunuh bersama enam orang lainnya, termasuk seorang jenderal Iran lainnya, ketika pesawat tempur Israel menembakkan beberapa rudal ke konsulat Iran di Damaskus pada hari Senin, sehingga meratakannya.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan Teheran akan membuat Israel “menyesali” serangan siang hari terhadap misi diplomatik, yang dilakukan saat perang di Gaza berkecamuk.
Foto/Reuters
Melansir Al Jazeera, Zahedi lahir pada tanggal 2 November 1960, di Isfahan di Iran tengah.
Dia bergabung dengan IRGC ketika dia berusia 19 tahun, dua tahun setelah revolusi Iran tahun 1979. Segera setelah itu, Iran terjerumus ke dalam perang delapan tahun ketika negara tetangga Irak, yang dipimpin oleh Saddam Hussein, menyerbu.
Zahedi naik pangkat dan dari tahun 1983 hingga 1986 mengambil alih komando brigade penting pasukan darat IRGC yang digunakan untuk mematahkan garis musuh dalam berbagai operasi besar.
Dia kemudian dipromosikan menjadi komandan Divisi Imam Hossein ke-14, bagian utama lain dari angkatan darat Iran yang diorganisir selama perang. Ia kemudian berpartisipasi dalam berbagai operasi utama. Zahedi memegang jabatan tersebut hingga tahun 1991, beberapa tahun setelah perang berakhir.
Rekor pendakiannya berikutnya dalam jajaran militer Iran terjadi pada tahun 2005 ketika Zahedi sempat menjadi komandan angkatan udara Garda Revolusi. Pada tahun yang sama, ia diberi komando pasukan darat IRGC, jabatan yang ia pegang selama tiga tahun.
Selama masa itu, ia juga menghabiskan satu tahun memimpin Markas Besar Thar-Allah, yang sebagian besar bertugas memastikan keamanan di ibu kota, Teheran.
Dari tahun 2016 hingga 2019, brigadir jenderal juga menjabat sebagai wakil operasi IRGC.
Dia terbunuh bersama enam orang lainnya, termasuk seorang jenderal Iran lainnya, ketika pesawat tempur Israel menembakkan beberapa rudal ke konsulat Iran di Damaskus pada hari Senin, sehingga meratakannya.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan Teheran akan membuat Israel “menyesali” serangan siang hari terhadap misi diplomatik, yang dilakukan saat perang di Gaza berkecamuk.
Mengapa Israel Membunuh Mohammad Reza Zahedi, Jenderal Iran yang Paling Berpengaruh di Suriah?
1. Memiliki Pengalaman Perang yang Panjang
Foto/Reuters
Melansir Al Jazeera, Zahedi lahir pada tanggal 2 November 1960, di Isfahan di Iran tengah.
Dia bergabung dengan IRGC ketika dia berusia 19 tahun, dua tahun setelah revolusi Iran tahun 1979. Segera setelah itu, Iran terjerumus ke dalam perang delapan tahun ketika negara tetangga Irak, yang dipimpin oleh Saddam Hussein, menyerbu.
Zahedi naik pangkat dan dari tahun 1983 hingga 1986 mengambil alih komando brigade penting pasukan darat IRGC yang digunakan untuk mematahkan garis musuh dalam berbagai operasi besar.
Dia kemudian dipromosikan menjadi komandan Divisi Imam Hossein ke-14, bagian utama lain dari angkatan darat Iran yang diorganisir selama perang. Ia kemudian berpartisipasi dalam berbagai operasi utama. Zahedi memegang jabatan tersebut hingga tahun 1991, beberapa tahun setelah perang berakhir.
Rekor pendakiannya berikutnya dalam jajaran militer Iran terjadi pada tahun 2005 ketika Zahedi sempat menjadi komandan angkatan udara Garda Revolusi. Pada tahun yang sama, ia diberi komando pasukan darat IRGC, jabatan yang ia pegang selama tiga tahun.
Selama masa itu, ia juga menghabiskan satu tahun memimpin Markas Besar Thar-Allah, yang sebagian besar bertugas memastikan keamanan di ibu kota, Teheran.
Dari tahun 2016 hingga 2019, brigadir jenderal juga menjabat sebagai wakil operasi IRGC.