Kasus Khashoggi, Kelompok HAM Tuntut Penyelidikan Independen PBB
A
A
A
WASHINGTON - Empat kelompok hak asasi manusia mendesak Turki untuk meminta penyelidikan PBB terhadap dugaan pembunuhan terhadap pembangkang Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Komite untuk Perlindungan Wartawan, Human Rights Watch, Amnesty International dan Reporters Without Borders mengatakan penyelidikan semacam itu akan mencegah "menutup-nutupi kesalahan" dari dugaan kejahatan.
Khashoggi, warga Amerika Serikat (AS) yang menulis untuk The Washington Post, menghilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Laporan media mengutip para pejabat Turki mengatakan Khashoggi dibunuh oleh agen Saudi dalam beberapa menit memasuki konsulat dan tubuhnya dipotong-potong.
"Turki harus meminta PBB untuk memulai penyelidikan yang tepat waktu, kredibel, dan transparan," kata Robert Mahoney, wakil direktur eksekutif Komite untuk Perlindungan Wartawan.
"Keterlibatan PBB adalah jaminan terbaik terhadap pemotongan Saudi atau upaya oleh pemerintah lain untuk menyapu masalah di bawah karpet untuk mempertahankan hubungan bisnis yang menguntungkan dengan Riyadh," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (19/10/2018).
Arab Saudi telah membantah keterlibatan apa pun dalam penghilangan Khashoggi, sementara Presiden Donald Trump menyatakan bahwa penjahat mungkin telah melakukan dugaan kejahatan. Namun kemudian Trump mengatakan ia sekarang percaya bahwa Khashoggi telah mati dan memperingatkan konsekuensi "berat" jika para bangsawan Saudi diketahui bertanggung jawab.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan di Washington bahwa Arab Saudi memiliki "beberapa hari lagi" untuk menyelesaikan penyelidikannya sendiri dan AS akan memutuskan tanggapan sesudahnya.
Peristiwa Khashoggi telah memicu reaksi terhadap Arab Saudi di tengah laporan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan itu.
Ketika ditanya tentang seruan dari kelompok-kelompok hak asasi, seorang diplomat Turki mengatakan kepada AFP bahwa penyelidikan PBB "tidak diperlukan" untuk sementara waktu.
"Polisi Turki dan jaksa Turki melakukan segalanya dan mengumpulkan bukti untuk mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi," katanya.
Kelompok-kelompok hak asasi juga mengkritik penyelidikan internal Riyadh ke dalam dugaan pembunuhan dan penghilangan paksa Khashoggi.
"Penjelasan parsial dan penyelidikan sepihak oleh Arab Saudi, yang dicurigai terlibat, tidak cukup baik," kata Louis Charbonneau, direktur PBB di Human Rights Watch.
"Hanya PBB yang memiliki kredibilitas dan kemandirian yang diperlukan untuk mengungkap dalang di balik penghilangan paksa Khashoggi dan menahan mereka untuk bertanggung jawab," tukasnya.
Komite untuk Perlindungan Wartawan, Human Rights Watch, Amnesty International dan Reporters Without Borders mengatakan penyelidikan semacam itu akan mencegah "menutup-nutupi kesalahan" dari dugaan kejahatan.
Khashoggi, warga Amerika Serikat (AS) yang menulis untuk The Washington Post, menghilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Laporan media mengutip para pejabat Turki mengatakan Khashoggi dibunuh oleh agen Saudi dalam beberapa menit memasuki konsulat dan tubuhnya dipotong-potong.
"Turki harus meminta PBB untuk memulai penyelidikan yang tepat waktu, kredibel, dan transparan," kata Robert Mahoney, wakil direktur eksekutif Komite untuk Perlindungan Wartawan.
"Keterlibatan PBB adalah jaminan terbaik terhadap pemotongan Saudi atau upaya oleh pemerintah lain untuk menyapu masalah di bawah karpet untuk mempertahankan hubungan bisnis yang menguntungkan dengan Riyadh," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (19/10/2018).
Arab Saudi telah membantah keterlibatan apa pun dalam penghilangan Khashoggi, sementara Presiden Donald Trump menyatakan bahwa penjahat mungkin telah melakukan dugaan kejahatan. Namun kemudian Trump mengatakan ia sekarang percaya bahwa Khashoggi telah mati dan memperingatkan konsekuensi "berat" jika para bangsawan Saudi diketahui bertanggung jawab.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan di Washington bahwa Arab Saudi memiliki "beberapa hari lagi" untuk menyelesaikan penyelidikannya sendiri dan AS akan memutuskan tanggapan sesudahnya.
Peristiwa Khashoggi telah memicu reaksi terhadap Arab Saudi di tengah laporan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan itu.
Ketika ditanya tentang seruan dari kelompok-kelompok hak asasi, seorang diplomat Turki mengatakan kepada AFP bahwa penyelidikan PBB "tidak diperlukan" untuk sementara waktu.
"Polisi Turki dan jaksa Turki melakukan segalanya dan mengumpulkan bukti untuk mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi," katanya.
Kelompok-kelompok hak asasi juga mengkritik penyelidikan internal Riyadh ke dalam dugaan pembunuhan dan penghilangan paksa Khashoggi.
"Penjelasan parsial dan penyelidikan sepihak oleh Arab Saudi, yang dicurigai terlibat, tidak cukup baik," kata Louis Charbonneau, direktur PBB di Human Rights Watch.
"Hanya PBB yang memiliki kredibilitas dan kemandirian yang diperlukan untuk mengungkap dalang di balik penghilangan paksa Khashoggi dan menahan mereka untuk bertanggung jawab," tukasnya.
(ian)