Sistem Pertahanan Udara Suriah Sukses Tangkis Serangan Rudal Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Sistem pertahanan udara Suriah mencegat dan menembak jatuh sebagian besar rudal yang diluncurkan oleh militer Israel di dekat ibu kota negara tersebut, Damaskus. Itu menunjukkan sistem pertahanan tersebut dinyatakan sukses.
Menurut laporan media lokal Suriah, pada Minggu (24/3/2024), pesawat militer Israel “melakukan serangan udara dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan menargetkan beberapa lokasi di pedesaan Damaskus.”
Laporan tersebut menambahkan bahwa pertahanan udara Suriah menembak jatuh sebagian besar rudal tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam aksi mogok tersebut, namun terdapat kerugian materil.
Melansir Press TV, Israel sering melakukan serangan udara terhadap instalasi militer di Suriah, khususnya milik kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Hizbullah berperan penting dalam mendukung tentara Suriah dalam pertempuran melawan teroris yang didukung oleh entitas asing.
Rezim Tel Aviv jarang mengakui tindakan militernya di wilayah Suriah, yang secara luas ditafsirkan sebagai reaksi spontan terhadap kemenangan pemerintah Suriah atas terorisme.
Sejak munculnya militansi yang didukung asing di Suriah pada tahun 2011, Israel telah menjadi pendukung setia faksi teroris yang menentang kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad yang terpilih secara demokratis.
Serangan baru-baru ini juga terjadi di tengah meningkatnya tindakan agresi Israel terhadap Suriah dan perang genosida yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 32.142 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Sebelumnya, rezim Israel juga menyerang beberapa posisi militer milik Suriah di dekat Damaskus.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah mengatakan Israel berusaha mati-matian untuk menutupi kegagalan mereka di Jalur Gaza dengan menyerang wilayah Suriah. Para pengamat menggambarkan serangan-serangan ini sebagai upaya sembrono yang mengancam akan meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah.
Israel melancarkan perang berdarah di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Hamas Palestina melancarkan Operasi Badai al-Aqsa di wilayah pendudukan sebagai pembalasan atas kejahatan tanpa henti rezim Tel Aviv terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Menurut laporan media lokal Suriah, pada Minggu (24/3/2024), pesawat militer Israel “melakukan serangan udara dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan menargetkan beberapa lokasi di pedesaan Damaskus.”
Laporan tersebut menambahkan bahwa pertahanan udara Suriah menembak jatuh sebagian besar rudal tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam aksi mogok tersebut, namun terdapat kerugian materil.
Melansir Press TV, Israel sering melakukan serangan udara terhadap instalasi militer di Suriah, khususnya milik kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Hizbullah berperan penting dalam mendukung tentara Suriah dalam pertempuran melawan teroris yang didukung oleh entitas asing.
Rezim Tel Aviv jarang mengakui tindakan militernya di wilayah Suriah, yang secara luas ditafsirkan sebagai reaksi spontan terhadap kemenangan pemerintah Suriah atas terorisme.
Sejak munculnya militansi yang didukung asing di Suriah pada tahun 2011, Israel telah menjadi pendukung setia faksi teroris yang menentang kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad yang terpilih secara demokratis.
Serangan baru-baru ini juga terjadi di tengah meningkatnya tindakan agresi Israel terhadap Suriah dan perang genosida yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 32.142 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Sebelumnya, rezim Israel juga menyerang beberapa posisi militer milik Suriah di dekat Damaskus.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah mengatakan Israel berusaha mati-matian untuk menutupi kegagalan mereka di Jalur Gaza dengan menyerang wilayah Suriah. Para pengamat menggambarkan serangan-serangan ini sebagai upaya sembrono yang mengancam akan meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah.
Israel melancarkan perang berdarah di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Hamas Palestina melancarkan Operasi Badai al-Aqsa di wilayah pendudukan sebagai pembalasan atas kejahatan tanpa henti rezim Tel Aviv terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
(ahm)