5 Motif Israel Meningkatkan Eskalasi Pertempuran dengan Hizbullah pada Bulan Ramadan

Kamis, 14 Maret 2024 - 18:18 WIB
loading...
A A A
Pemerintahan Biden baru-baru ini mengambil sikap yang lebih keras terhadap pemerintahan Netanyahu, pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel, sementara pada saat yang sama, Biden menolak untuk memberikan syarat bantuan militer dan pasokan senjata yang berkelanjutan ke Israel.

Pengganti Netanyahu yang kemungkinan besar menjadi perdana menteri, Benny Gantz, mengunjungi Washington pekan lalu dan bertemu dengan para pejabat senior Amerika, yang menurut beberapa analis merupakan upaya untuk mengubah kebijakan Israel.

Namun jika tidak ada perubahan radikal dari tren yang ada saat ini, konfrontasi yang lebih terfokus antara militer Israel dan Hizbullah masih mungkin terjadi.

Seorang jurnalis Israel baru-baru ini melaporkan bahwa pelabuhan di Larnaca yang digunakan untuk memeriksa barang-barang yang akan dikirim ke Gaza bisa berfungsi ganda sebagai alternatif Pelabuhan Haifa, jika pelabuhan itu ditutup jika konflik dengan Hizbullah semakin intensif.

Kebanyakan warga Israel percaya bahwa negaranya harus bertindak melawan Hizbullah dalam kapasitas tertentu, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh surat kabar Israel Maariv, sementara separuh dari negara tersebut mengatakan perang melawan Hizbullah harus menjadi upaya terakhir untuk memulihkan keamanan perbatasan, menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga Institut Demokrasi untuk Israel.

“Tidak ada pihak yang secara sengaja ingin memperluas perang karena dampaknya akan sangat buruk jika dibandingkan dengan kemenangan politik apa pun,” kata Salamey.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada bulan Februari bahwa gencatan senjata di Gaza akan mengakhiri operasi militernya. Namun beberapa pihak yakin Israel tidak akan puas dengan hal itu.

Khashan mengatakan sebuah skenario dapat terjadi yang melibatkan Israel melancarkan operasi militer intensif di Lebanon pasca-Gaza yang pada akhirnya akan mengarah pada solusi diplomatik, mungkin termasuk mundurnya Hizbullah dari wilayah perbatasan. Ini akan menjadi “hasil yang akan memberikan kedua belah pihak klaim kemenangan, serupa dengan tahun 2006”.

Namun hingga gencatan senjata diumumkan di Gaza, ketidakpastian masih membayangi Lebanon dan potensi terjadinya bencana perang akan segera terjadi.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1800 seconds (0.1#10.140)