2.000 Petugas Medis Kelaparan di Gaza, Tak Ada Makan Sahur dan Buka Puasa

Rabu, 13 Maret 2024 - 08:04 WIB
loading...
2.000 Petugas Medis...
Rumah sakit terus menjadi target serangan Israel di Gaza. Foto/wafa
A A A
GAZA - Lebih dari 2.000 staf medis yang bekerja di sejumlah rumah sakit di Gaza utara sangat membutuhkan makanan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

“Staf memulai Ramadan tanpa sahur atau berbuka puasa,” ungkap Kementerian Kesehatan Gaza.

“Kami menuntut lembaga-lembaga internasional dan bantuan menyediakan makanan untuk rumah sakit di Gaza utara,” papar pernyataan itu.

Kementerian memperingatkan, “Kelaparan akan melanda seluruh penduduk Gaza utara. Bantuan yang diberikan terlalu sedikit. Biaya makan bisa berarti kematian.”

Lebih lanjut dikatakan, “Dokter-dokter akan mati. Para perawat di sana akan mati. Dan dunia akan menyaksikan jumlah korban kelaparan terbesar dalam beberapa hari mendatang jika Anda tidak bertindak hari ini untuk menyelamatkan kami. Kita semua akan mati.”

Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra juga mengatakan, “Tenaga medis terlalu rentan terhadap kelaparan yang melanda Jalur Gaza bagian utara.”

Pada Senin (11/3/2024), dua anak meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara karena kekurangan gizi dan kelaparan.

Direktur Rumah Sakit Dr Hossam Abu Safia mengatakan sebelas anak menderita dehidrasi dan kekurangan gizi di rumah sakit.

“Kami menderita kekurangan makanan untuk staf dan pasien. Kami hanya menyediakan kurma dan air, dan tidak ada susu untuk anak-anak yang sekarat karena kelaparan,” papar dia.

Sebanyak 25 warga Palestina tewas karena kelaparan di wilayah utara Gaza yang terkepung.

Lebih dari 31.000 Tewas


Saat ini Israel masih diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina. Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 31.184 warga Palestina telah terbunuh, dan 72.889 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza.

Sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.

Baca juga: Hizbullah Gempur Israel dengan Lebih dari 100 Rudal Katyusha
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0947 seconds (0.1#10.140)