Erdogan Nilai Dunia Islam Telah Mengecawakan Palestina
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai dunia Islam telah mengecewakan Palestina. Sebab, negara-negara mayoritas Muslim tidak berbuat cukup untuk menghentikan pasukan Israel membunuh warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat perang antara Israel dan Hamas telah memasuki bulan keenam.
”Kita semua telah menyaksikan bersama bagaimana Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia hanya menjadi selembar kertas ketika menyangkut hak hidup bagi anak-anak, perempuan, dan warga sipil Palestina yang tidak bersalah,” kata Erdogan dalam sebuah acara di Istanbul pada hari Sabtu, yang dilansir RT, Minggu (10/3/2024).
Erdogan melanjutkan, ”Perang di Timur Tengah telah menunjukkan kepada kita bahwa dunia Islam masih memiliki kekurangan yang sangat signifikan, terutama dalam hal bertindak dalam kesatuan, ketika mencoba menekan Israel untuk mengakhiri operasinya di Gaza.”
“Sayangnya, dunia Islam, dengan populasi hampir 2 miliar jiwa, gagal memenuhi kewajiban persaudaraannya terhadap Palestina dengan baik,” ujarnya.
Presiden Turki itu mengatakan bahwa, meskipun kerja keras dan banyak upaya di bidang diplomatik, negara-negara mayoritas Muslim pada akhirnya tidak dapat mencegah kematian anak-anak tak berdosa di Gaza akibat kelaparan, peluru dan bom.
Ankara, imbuh Erdogan, telah mengirimkan sekitar 40.000 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui udara dan laut.
Pernyataan itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan serangan terhadap Rafah, sebuah kota besar dekat perbatasan Gaza dengan Mesir.
Kota tersebut dan wilayah sekitarnya menjadi penuh sesak dengan pengungsi setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menginstruksikan warga Palestina untuk melarikan diri dari bagian utara daerah kantong tersebut.
Netanyahu menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, dengan alasan bahwa IDF harus membersihkan “benteng terakhir Hamas” di Rafah.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok militan Palestina tersebut secara tak terduga menyerang kota-kota di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak pertempuran dimulai tahun lalu, menurut pihak berwenang Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat perang antara Israel dan Hamas telah memasuki bulan keenam.
”Kita semua telah menyaksikan bersama bagaimana Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia hanya menjadi selembar kertas ketika menyangkut hak hidup bagi anak-anak, perempuan, dan warga sipil Palestina yang tidak bersalah,” kata Erdogan dalam sebuah acara di Istanbul pada hari Sabtu, yang dilansir RT, Minggu (10/3/2024).
Erdogan melanjutkan, ”Perang di Timur Tengah telah menunjukkan kepada kita bahwa dunia Islam masih memiliki kekurangan yang sangat signifikan, terutama dalam hal bertindak dalam kesatuan, ketika mencoba menekan Israel untuk mengakhiri operasinya di Gaza.”
“Sayangnya, dunia Islam, dengan populasi hampir 2 miliar jiwa, gagal memenuhi kewajiban persaudaraannya terhadap Palestina dengan baik,” ujarnya.
Presiden Turki itu mengatakan bahwa, meskipun kerja keras dan banyak upaya di bidang diplomatik, negara-negara mayoritas Muslim pada akhirnya tidak dapat mencegah kematian anak-anak tak berdosa di Gaza akibat kelaparan, peluru dan bom.
Ankara, imbuh Erdogan, telah mengirimkan sekitar 40.000 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui udara dan laut.
Pernyataan itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan serangan terhadap Rafah, sebuah kota besar dekat perbatasan Gaza dengan Mesir.
Kota tersebut dan wilayah sekitarnya menjadi penuh sesak dengan pengungsi setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menginstruksikan warga Palestina untuk melarikan diri dari bagian utara daerah kantong tersebut.
Netanyahu menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, dengan alasan bahwa IDF harus membersihkan “benteng terakhir Hamas” di Rafah.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok militan Palestina tersebut secara tak terduga menyerang kota-kota di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak pertempuran dimulai tahun lalu, menurut pihak berwenang Gaza.
(mas)