Erdogan: Serangan Suriah di Idlib akan Sebabkan Bencana Kemanusiaan

Selasa, 11 September 2018 - 09:30 WIB
Erdogan: Serangan Suriah di Idlib akan Sebabkan Bencana Kemanusiaan
Erdogan: Serangan Suriah di Idlib akan Sebabkan Bencana Kemanusiaan
A A A
ANKARA - Serangan pasukan pemerintah Suriah di wilayah Idlib akan menyebabkan bencana kemanusiaan dan berisiko bagi keamanan Turki, Eropa dan sekitarnya. Peringatan ini disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam artikel di Wall Street Journal.

Pekan lalu, pesawat tempur Rusia dan Suriah melanjutkan aksi pemboman mereka di Idlib, daerah kantong pemberontak terakhir di Suriah. Serangan diluncurkan setelah berminggu-minggu wilayah itu tenang.

Erdogan gagal mewujudkan kesepakatan gencatan dalam sebuah pertemuan trilateral—Turki, Rusia dan Iran—di Teheran yang membahas situasi Idlib.

Dalam artikel surat kabar yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tersebut, Erdogan meminta komunitas internasional untuk mengambil tindakan. "Seluruh dunia akan membayar mahal," bunyi peringatan Erdogan dalam artikelnya.

"Semua anggota komunitas internasional harus memahami tanggung jawab mereka atas serangan Idlib. Konsekuensi dari kelambanan sangat besar," tulis Erdogan.

"Sebuah serangan rezim juga akan menciptakan risiko kemanusiaan dan keamanan yang serius bagi Turki, seluruh Eropa dan lainnya," imbuh Erdogan, yang dilansir Selasa (11/9/2018).

Idlib adalah satu-satunya benteng pertahanan pemberontak dan kelompok militan yang masih tersisa di Suriah. Serangan rezim Suriah dan sekutunya bisa menjadi pertempuran terakhir yang menentukan perang Suriah.

Teheran dan Moskow telah membantu Assad mengubah situasi perang Suriah, di mana rezim Assad memenangkan banyak pertempuran dalam melawan pasukan pemberontak yang didukung Barat.

Turki sendiri merupakan pendukung oposisi atau pemberontak terkemuka Suriah. Pasukan Turki dilaporkan telah mendirikan 12 pos pengamatan di sekitar Idlib.

Pada pertemuan trilateral di Teheran, Erdogan, Vladimir Putin dari Rusia dan Hassan Rouhani dari Iran setuju dalam sebuah pernyataan bahwa tidak mungkin ada solusi militer untuk konflik. Menurut mereka, proses politik adalah solusi untuk mengakhiri konflik Suriah.

Hanya saja, ketika Erdogan menyerukan gencatan senjata, Putin menolak. Alasannya, ada kelompok militan Islamis, yang dianggap Rusia sebagai teroris, yang berkuasa di Idlib. Sedangkan Rouhani mendukung Assad untuk merebut kedaulatan atas semua wilayahnya.

Erdogan melanjutkan, Rusia dan Iran bertanggung jawab untuk menghentikan bencana kemanusiaan di Idlib."Masyarakat internasional harus melemparkan bebannya di belakang solusi politik," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan serangan udara dan darat terhadap Idlib harus segera dihentikan dan gencatan senjata harus dilakukan di daerah itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5146 seconds (0.1#10.140)