Pejabat Israel Usulkan Persenjatai Warga Sipil Gaza untuk Jaga Bantuan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Para pejabat Israel membahas ide mempersenjatai sejumlah warga sipil di Gaza untuk memberikan perlindungan keamanan bagi konvoi bantuan ke daerah kantong yang terkepung.
Ide ini sebagai bagian dari perencanaan yang lebih luas untuk pasokan kemanusiaan setelah pertempuran berakhir, harian Israel Hayom melaporkan pada Jumat (8/3/2024), dilansir Reuters.
Dengan semakin rawannya ketertiban sipil di Gaza dan polisi kota menolak memberikan keamanan pada konvoi bantuan karena risiko menjadi sasaran pasukan Israel, masalah keamanan distribusi pasokan menjadi masalah besar.
Warga sipil tersebut tidak terkait dengan kelompok pejuang, termasuk Hamas, namun masih belum jelas siapa mereka, menurut surat kabar tersebut.
Dikatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menunda keputusan mengenai masalah ini.
Kantor Perdana Menteri menolak mengomentari laporan tersebut, yang muncul sepekan setelah puluhan warga Palestina tewas dalam insiden di mana massa mengepung konvoi truk bantuan yang memasuki Gaza utara dan tentara Israel melepaskan tembakan.
Insiden ini menggarisbawahi kondisi kacau di mana bantuan disalurkan ke Gaza. PBB telah memperingatkan meningkatnya ancaman kelaparan setelah lebih dari lima bulan perang.
“Kami tidak membawa senjata atau apa pun, kami adalah warga sipil. Kami ingin mendapatkan makanan karena kami kelaparan di sini di Gaza,” ujar Mustafa Lolo, yang mengaku tertembak di kakinya saat mencoba mendapatkan bantuan.
Pada Jumat, militer Israel merilis hasil peninjauan terhadap keadaan di balik insiden konvoi truk pada tanggal 29 Februari dan mengulangi bahwa pasukan hanya menembaki individu yang mereka rasa merupakan ancaman.
Ide ini sebagai bagian dari perencanaan yang lebih luas untuk pasokan kemanusiaan setelah pertempuran berakhir, harian Israel Hayom melaporkan pada Jumat (8/3/2024), dilansir Reuters.
Dengan semakin rawannya ketertiban sipil di Gaza dan polisi kota menolak memberikan keamanan pada konvoi bantuan karena risiko menjadi sasaran pasukan Israel, masalah keamanan distribusi pasokan menjadi masalah besar.
Warga sipil tersebut tidak terkait dengan kelompok pejuang, termasuk Hamas, namun masih belum jelas siapa mereka, menurut surat kabar tersebut.
Dikatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menunda keputusan mengenai masalah ini.
Kantor Perdana Menteri menolak mengomentari laporan tersebut, yang muncul sepekan setelah puluhan warga Palestina tewas dalam insiden di mana massa mengepung konvoi truk bantuan yang memasuki Gaza utara dan tentara Israel melepaskan tembakan.
Insiden ini menggarisbawahi kondisi kacau di mana bantuan disalurkan ke Gaza. PBB telah memperingatkan meningkatnya ancaman kelaparan setelah lebih dari lima bulan perang.
“Kami tidak membawa senjata atau apa pun, kami adalah warga sipil. Kami ingin mendapatkan makanan karena kami kelaparan di sini di Gaza,” ujar Mustafa Lolo, yang mengaku tertembak di kakinya saat mencoba mendapatkan bantuan.
Pada Jumat, militer Israel merilis hasil peninjauan terhadap keadaan di balik insiden konvoi truk pada tanggal 29 Februari dan mengulangi bahwa pasukan hanya menembaki individu yang mereka rasa merupakan ancaman.