Arab Saudi Kutuk Persetujuan Israel atas Permukiman Baru di Tepi Barat
loading...
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi mengecam persetujuan Israel atas permukiman baru di Tepi Barat yang diduduki.Kementerian luar negeri (Kemlu) Saudi menyatakan menolak keputusan pembangunan 3.500 unit permukiman baru Israel di wilayah pendudukan Palestina.
“Kerajaan Arab Saudi juga mengutuk upaya-upaya yang mencoba melakukan Yudaisasi di sebagian besar Tepi Barat, termasuk Yerusalem,” ungkap pernyataan Kemlu Saudi.
“Hal ini bertentangan dengan semua resolusi internasional, hukum hak asasi manusia internasional, dan piagam PBB. Tindakan seperti itu menghalangi tercapainya peluang perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tegas Kemlu Saudi.
Kemlu Saudi menambahkan, “Kerajaan menegaskan kembali perlunya mengakhiri penderitaan dan memberikan harapan bagi rakyat Palestina dan memungkinkan mereka memperoleh hak untuk hidup aman dan mendirikan negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”
Israel telah membunuh hampir 31.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 72.000 orang terluka di Gaza akibat serangan Israel. Sebagian besar korban tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.
Saat ini Israel memblokade Jalur Gaza sehingga bantuan kemanusiaan tidak dapat masuk ke wilayah itu.
Kelaparan melanda Gaza. Sejumlah anak meninggal akibat kelaparan dan gizi buruk di wilayah terkepung itu.
Seorang anak di Gaza, yang diidentifikasi bernama Yazan al-Kafarna, adalah salah satu korban terbaru yang meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi di Jalur Gaza sejak perang pada 7 Oktober.
Menurut pemberitaan media lokal, Kafarna meninggal di Rumah Sakit al-Najjar di Rafah pada Senin (4/3/2024), sehingga jumlah total anak yang meninggal karena kekurangan gizi sejak Oktober menjadi 16 orang.
Gambar dan video yang dibagikan tentang Kafarna pada tanggal 2 Maret menunjukkan dia terbaring di ranjang rumah sakit dengan pipi cekung.
“Kerajaan Arab Saudi juga mengutuk upaya-upaya yang mencoba melakukan Yudaisasi di sebagian besar Tepi Barat, termasuk Yerusalem,” ungkap pernyataan Kemlu Saudi.
“Hal ini bertentangan dengan semua resolusi internasional, hukum hak asasi manusia internasional, dan piagam PBB. Tindakan seperti itu menghalangi tercapainya peluang perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tegas Kemlu Saudi.
Kemlu Saudi menambahkan, “Kerajaan menegaskan kembali perlunya mengakhiri penderitaan dan memberikan harapan bagi rakyat Palestina dan memungkinkan mereka memperoleh hak untuk hidup aman dan mendirikan negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”
Israel telah membunuh hampir 31.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 72.000 orang terluka di Gaza akibat serangan Israel. Sebagian besar korban tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.
Saat ini Israel memblokade Jalur Gaza sehingga bantuan kemanusiaan tidak dapat masuk ke wilayah itu.
Kelaparan melanda Gaza. Sejumlah anak meninggal akibat kelaparan dan gizi buruk di wilayah terkepung itu.
Seorang anak di Gaza, yang diidentifikasi bernama Yazan al-Kafarna, adalah salah satu korban terbaru yang meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi di Jalur Gaza sejak perang pada 7 Oktober.
Menurut pemberitaan media lokal, Kafarna meninggal di Rumah Sakit al-Najjar di Rafah pada Senin (4/3/2024), sehingga jumlah total anak yang meninggal karena kekurangan gizi sejak Oktober menjadi 16 orang.
Gambar dan video yang dibagikan tentang Kafarna pada tanggal 2 Maret menunjukkan dia terbaring di ranjang rumah sakit dengan pipi cekung.
(sya)