Eks Jenderal Zionis Sebut Perang Israel-Hamas Berakhir 2 Bulan Lalu, Apa Maksudnya?

Kamis, 07 Maret 2024 - 11:11 WIB
loading...
Eks Jenderal Zionis Sebut Perang Israel-Hamas Berakhir 2 Bulan Lalu, Apa Maksudnya?
Israel Ziv, pensiunan jenderal Zionis, sebut perang Israel-Hamas sebenarnya sudah berakhir dua bulan lalu. Foto/IDF
A A A
TEL AVIV - Surat kabar The Wall Street Journal baru-baru ini melaporkan bahwa menurut para pejabat senior Mesir, kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas dapat dicapai sebelum dimulainya Ramadan.

Belakangan, dilaporkan bahwa Israel memutuskan untuk tidak mengirim siapa pun untuk melanjutkan pembicaraan di Kairo setelah Hamas menolak memasukkan daftar sandera yang masih hidup.

Mayor Jenderal (Purn) Israel Ziv, mantan kepala Direktorat Operasi Pasukan Pertahanan Israel, pagi ini berbicara dengan Udi Segal dan Tal Shalev di 103FM dan membahas masalah ini.

“Saya pikir adalah suatu kesalahan untuk tidak mengirimkan delegasi Israel karena tidak mengirimkan delegasi pada dasarnya adalah semacam protes atau keberatan terhadap sesuatu, dan tidak jelas bagi saya kepada siapa kami memprotes,” kata Ziv di awal percakapan.



“Ini bukan pertama kalinya kami melakukannya. Jika kami melakukannya untuk melawan Hamas, kami hanya memperkuat kekuatan mereka. Israel berperilaku seperti anak kecil yang bersikap kontradiktif; kami hanya memberi mereka lebih banyak kekuatan. Jika itu terhadap mediator yang mencoba membantu, pada akhirnya mereka akan bosan dengan ini. Ini masalah kita," paparnya.

"Tidak ada seorang pun yang peduli dengan penjelasan internal kami tentang alasan kami benar. Israel tidak mengangkat masalah ini (daftar sandera) pada awalnya, jadi meskipun itu benar, jangan mengungkitnya setelah kejadian tersebut terjadi," ujarnya, seperti dikutip Jerusalem Post, Kamis (7/3/2024).

"Kedua, jauh lebih penting bagi kami untuk menunjukkan niat baik terhadap mereka yang terus melakukan upaya atas nama kami, terlepas dari apakah akan ada kesepakatan atau tidak. Israel perlu menunjukkan, demi opini publiknya, bahwa ia melakukan segalanya agar hal ini terjadi," lanjut pensiunan jenderal Zionis tersebut.

"Anda bertanya kepada saya apakah hal itu akan terjadi? Saya lebih skeptis. Saya selalu skeptis sampai sesuatu terjadi karena saya tidak yakin siapa yang harus memberikan jawaban di sisi lain sisinya benar-benar berfungsi."

Dalam perbincangan tersebut, Ziv menguraikan doktrinnya mengenai pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

"Secara strategis, menurut saya aksi di sana (di Rafah) seharusnya dilakukan pada awal perang. Adapun situasi dan keputusannya—proses pembuatan [mengenai kontra-invasi ke Gaza], karena kami tidak sepenuhnya jelas tentang apa yang kami hadapi, saya dapat memahami pertimbangan mengapa kami melakukannya secara bertahap," paparnya.

Ziv mencatat bahwa ada pembicaraan mengenai Israel akan menyelesaikan operasi militernya pada bulan Januari.

"Israel menerima semacam 'perpanjangan' dari Amerika hingga bulan Maret. Tidak dapat diseberangi. Secara internal, karena kampanye mereka sendiri, karena tekanan internasional, mereka tidak dapat mendukung Israel. Pada akhirnya, mereka juga memiliki pertimbangan Amerika. Oleh karena itu, saya pikir jendela kredit Amerika dan internasional telah tertutup. Hari ini sudah ada lima negara yang memberlakukan embargo terhadap kami, ada Uni Eropa dan PBB yang juga sudah mempertimbangkan hal tersebut. Kredit internasional Israel telah berakhir," bebernya.

Dia lantas berkomentar bahwa perang Israel-Hamas sebenarnya sudah berakhir.

“Ada masalah lain di sini, yang lebih signifikan—perang telah berakhir dua bulan lalu,” kata Ziv.

"IDF telah beralih ke operasi [yang lebih bertarget] di sana. Sejauh ini, pecahnya perlawanan militer Hamas sudah terjadi. Saat ini, selain Rafah, dan mungkin kamp lain yang belum dimasukinya, IDF sudah menguasai Gaza secara militer. Kita belum berhasil menangkap semua teroris yang ada, namun dalam hal kontrol militer atas Jalur Gaza, IDF [sekarang] dapat berada di mana saja, kapan saja, hampir di mana saja," imbuh dia.

“Namun, Hamas bukan lagi sebuah tentara, mereka telah kembali menjadi semacam organisasi teroris bawah tanah, itu adalah cerita yang berbeda dan kita harus menghadapinya bersamaan dengan mencegah kekacauan yang kita lihat di depan mata kita dengan kendali sipil, karena tanpa kendali sipil kita perlu membawa brigade kembali ke mana-mana, atau sebagai alternatif, membuat keputusan yang ditolak oleh pemerintah atau perdana menteri, dan memutuskan bahwa kita akan mendirikan pemerintahan Palestina di sana," pungkasnya.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1619 seconds (0.1#10.140)