Lagi, Anak Palestina Meninggal karena Kelaparan di Gaza
loading...
A
A
A
Kafarna menderita Cerebral Palsy sejak lahir, sehingga dia harus mengikuti diet khusus dan mengonsumsi suplemen.
Namun, keluarganya mengatakan sejak awal perang, dia tidak memiliki akses terhadap hal-hal tersebut.
Jurnalis di Gaza telah mendokumentasikan kematian anak-anak lain akibat kekurangan gizi dan kelaparan.
Hossam Shabat, jurnalis di Gaza, mengatakan seorang gadis muda meninggal karena tidak memiliki akses terhadap susu, sementara seorang anak lainnya, yang bernama Heba Ziadeh, meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara karena dehidrasi dan kekurangan gizi.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan, “Pendudukan Israel melancarkan perang baru terhadap penduduk Gaza, perang kelaparan.”
Dia menambahkan, “Jumlah orang yang meninggal karena kelaparan meningkat dan gizi buruk semakin meningkat, terutama anak-anak.”
Dia menjelaskan, sistem kesehatan di Gaza utara kini sama sekali tidak mampu memenuhi kebutuhan wilayah yang terkepung, terutama setelah Rumah Sakit Kamal Adwan direbut pasukan Israel.
Gaza berada di ambang kelaparan, menurut kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (Unrwa) pada akhir Februari lalu.
“Terakhir kali Unwra bisa mengantarkan bantuan pangan ke Gaza utara adalah pada 23 Januari,” tulis Philippe Lazzarini di media sosial.
Sebanyak 500.000 orang menghadapi kelaparan sementara hampir seluruh penduduk Gaza, 2,3 juta orang, mengalami kekurangan pangan akut, menurut angka dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Namun, keluarganya mengatakan sejak awal perang, dia tidak memiliki akses terhadap hal-hal tersebut.
Jurnalis di Gaza telah mendokumentasikan kematian anak-anak lain akibat kekurangan gizi dan kelaparan.
Perang Kelaparan
Hossam Shabat, jurnalis di Gaza, mengatakan seorang gadis muda meninggal karena tidak memiliki akses terhadap susu, sementara seorang anak lainnya, yang bernama Heba Ziadeh, meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara karena dehidrasi dan kekurangan gizi.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan, “Pendudukan Israel melancarkan perang baru terhadap penduduk Gaza, perang kelaparan.”
Dia menambahkan, “Jumlah orang yang meninggal karena kelaparan meningkat dan gizi buruk semakin meningkat, terutama anak-anak.”
Dia menjelaskan, sistem kesehatan di Gaza utara kini sama sekali tidak mampu memenuhi kebutuhan wilayah yang terkepung, terutama setelah Rumah Sakit Kamal Adwan direbut pasukan Israel.
Gaza berada di ambang kelaparan, menurut kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (Unrwa) pada akhir Februari lalu.
“Terakhir kali Unwra bisa mengantarkan bantuan pangan ke Gaza utara adalah pada 23 Januari,” tulis Philippe Lazzarini di media sosial.
Sebanyak 500.000 orang menghadapi kelaparan sementara hampir seluruh penduduk Gaza, 2,3 juta orang, mengalami kekurangan pangan akut, menurut angka dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.