Tak Hanya Ingin Gaza Dibom Nuklir, Menteri Israel Mau Hapus Bulan Ramadan

Sabtu, 02 Maret 2024 - 13:45 WIB
loading...
Tak Hanya Ingin Gaza Dibom Nuklir, Menteri Israel Mau Hapus Bulan Ramadan
Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu. Foto/X
A A A
GAZA - Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu menyerukan “menghapus” bulan Ramadan dan meremehkan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan.

“Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan,” ujar Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu kepada Army Radio pada Jumat (1/3/2024).

Politisi sayap kanan tersebut adalah menteri dari Partai Otzma Yehudit yang dipimpin Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

Pada November, Eliyahu mengatakan menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza adalah “satu pilihan”.

Baru-baru ini, sumber keamanan Israel menunjukkan kekhawatiran akan terjadinya peningkatan situasi di Tepi Barat yang Diduduki dan Yerusalem Timur selama bulan Ramadan sebagai akibat dari perang Israel di Gaza dan pembatasan yang ingin diberlakukan pemerintah Zionis di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan.

Media Israel mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) menekan Israel untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas mengenai pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza sebelum Ramadan, yang dimulai sekitar sepuluh hari lagi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis bahwa terlalu dini untuk mengatakan Tel Aviv telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tahanan dengan Hamas.



Ketika pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan sandera berlanjut dengan mediasi dari AS, Qatar dan Mesir, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin bahwa Israel akan menghentikan perangnya melawan Gaza selama bulan suci Ramadan jika kesepakatan tercapai.

Kelompok Hamas Palestina, yang diyakini menyandera lebih dari 130 orang Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan.

Kesepakatan sebelumnya pada November 2023 mencakup pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menurut rezim kolonial Zionis menewaskan kurang dari 1.200 orang.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel telah dibunuh Perlawanan Palestina.

Israel telah membunuh lebih dari 30.035 warga Palestina dan melukai 70.457 lainnya di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Rezim kolonial apartheid Israel jelas telah melanggar semua perintah ICJ tersebut.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1578 seconds (0.1#10.140)