Terus Bertambah, Anak-anak Palestina Meninggal karena Kelaparan di Gaza Utara
loading...
A
A
A
Kamis pagi, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di daerah 'Bundaran Al-Nabulsi', menyebabkan 112 warga Palestina tewas dan hampir 800 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.
“Situasi menyedihkan di dalam tempat penampungan sangat kejam, dengan meluapnya limbah di halaman sekolah, penumpukan kotoran dan limbah serta penyebaran penyakit yang mengerikan di kalangan pengungsi, terutama anak-anak,” papar laporan Al-Jazeera.
“Para pengungsi menderita kondisi kemanusiaan yang sangat sulit, karena kekurangan makanan dan air yang parah, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit dan memperburuk kekurangan pangan,” ungkap laporan itu.
Situasi yang mengerikan ini telah memaksa penduduk di Jalur Gaza utara untuk mencari makanan apa pun yang bisa dimakan, bahkan ada yang menggiling pakan ternak dan unggas untuk dimakan.
Warga lain mencari lahan pertanian untuk mencari dedaunan yang ditanam di lahan tersebut untuk memuaskan rasa lapar mereka.
Di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza, warga menghadapi kesulitan besar dalam menyediakan bahan makanan, karena kekurangan bahan pangan dan tingginya harga pangan di tengah melonjaknya kemiskinan.
Sekali lagi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres membunyikan peringatan ketika dia mengatakan organisasi internasional tidak dapat mengirimkan bantuan selama lebih dari seminggu ke Jalur Gaza bagian utara.
Guterres mengatakan dalam tweet bahwa warga sipil yang putus asa di Gaza membutuhkan bantuan segera, termasuk penduduk di Jalur Gaza utara.
Saat ini Israel diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina. Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
“Situasi menyedihkan di dalam tempat penampungan sangat kejam, dengan meluapnya limbah di halaman sekolah, penumpukan kotoran dan limbah serta penyebaran penyakit yang mengerikan di kalangan pengungsi, terutama anak-anak,” papar laporan Al-Jazeera.
“Para pengungsi menderita kondisi kemanusiaan yang sangat sulit, karena kekurangan makanan dan air yang parah, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit dan memperburuk kekurangan pangan,” ungkap laporan itu.
Situasi yang mengerikan ini telah memaksa penduduk di Jalur Gaza utara untuk mencari makanan apa pun yang bisa dimakan, bahkan ada yang menggiling pakan ternak dan unggas untuk dimakan.
Warga lain mencari lahan pertanian untuk mencari dedaunan yang ditanam di lahan tersebut untuk memuaskan rasa lapar mereka.
Di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza, warga menghadapi kesulitan besar dalam menyediakan bahan makanan, karena kekurangan bahan pangan dan tingginya harga pangan di tengah melonjaknya kemiskinan.
Sekali lagi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres membunyikan peringatan ketika dia mengatakan organisasi internasional tidak dapat mengirimkan bantuan selama lebih dari seminggu ke Jalur Gaza bagian utara.
Guterres mengatakan dalam tweet bahwa warga sipil yang putus asa di Gaza membutuhkan bantuan segera, termasuk penduduk di Jalur Gaza utara.
Jumlah Korban Meninggal Meningkat
Saat ini Israel diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina. Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.