Terus Bertambah, Anak-anak Palestina Meninggal karena Kelaparan di Gaza Utara

Sabtu, 02 Maret 2024 - 12:58 WIB
loading...
Terus Bertambah, Anak-anak...
Ahmed Hijazi meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di Jalur Gaza utara. Foto/X/@PalestineChron
A A A
GAZA - Sumber medis Palestina mengatakan seorang anak laki-laki Palestina, Ahmed Hijazi meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di Jalur Gaza utara.

Organisasi internasional tidak dapat memberikan bantuan selama lebih dari sepekan di wilayah itu.

Pada Kamis (29/2/2024), Kementerian Kesehatan mengumumkan kematian 13 anak akibat kelaparan dan kekurangan gizi di wilayah yang sama.



Jurnalis Palestina Hassan Islah mendokumentasikan di akun Instagram-nya pada Jumat pagi (1/3/2024) kesaksian seorang anak Palestina yang berbicara tentang penderitaan mereka akibat kelaparan karena pengepungan Israel di Gaza utara.

Adegan tersebut memperlihatkan kondisi anak dan keluarganya akibat gangguan bantuan makanan. “Kami biasa makan makanan hewan. Kami tidur dalam keadaan lapar, dan kami biasa bertahan selama tiga hari tanpa makan,” papar dia.

Warga Palestina yang mengungsi di tempat penampungan di Jalur Gaza utara juga menjalani kehidupan yang sulit karena Israel tidak mengizinkan makanan masuk ke wilayah tersebut.

Lebih brutal lagi, tentara Israel sering menembaki truk bantuan dan orang-orang yang antre menunggu bantuan.



Kamis pagi, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di daerah 'Bundaran Al-Nabulsi', menyebabkan 112 warga Palestina tewas dan hampir 800 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.

“Situasi menyedihkan di dalam tempat penampungan sangat kejam, dengan meluapnya limbah di halaman sekolah, penumpukan kotoran dan limbah serta penyebaran penyakit yang mengerikan di kalangan pengungsi, terutama anak-anak,” papar laporan Al-Jazeera.

“Para pengungsi menderita kondisi kemanusiaan yang sangat sulit, karena kekurangan makanan dan air yang parah, yang membuat mereka rentan terhadap penyakit dan memperburuk kekurangan pangan,” ungkap laporan itu.



Situasi yang mengerikan ini telah memaksa penduduk di Jalur Gaza utara untuk mencari makanan apa pun yang bisa dimakan, bahkan ada yang menggiling pakan ternak dan unggas untuk dimakan.

Warga lain mencari lahan pertanian untuk mencari dedaunan yang ditanam di lahan tersebut untuk memuaskan rasa lapar mereka.

Di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza, warga menghadapi kesulitan besar dalam menyediakan bahan makanan, karena kekurangan bahan pangan dan tingginya harga pangan di tengah melonjaknya kemiskinan.

Sekali lagi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres membunyikan peringatan ketika dia mengatakan organisasi internasional tidak dapat mengirimkan bantuan selama lebih dari seminggu ke Jalur Gaza bagian utara.

Guterres mengatakan dalam tweet bahwa warga sipil yang putus asa di Gaza membutuhkan bantuan segera, termasuk penduduk di Jalur Gaza utara.

Jumlah Korban Meninggal Meningkat


Saat ini Israel diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina. Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30.035 warga Palestina telah terbunuh, dan 70.457 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, sebanyak 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1709 seconds (0.1#10.140)