Normalisasi Hubungan UEA-Israel, Iran: Memalukan!
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran mengecam kesepakatan normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel yang difasilitasi oleh Amerika Serikat (AS). Kantor berita Tasnim Iran, yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam, mengatakan kesepakatan itu "memalukan".
Sementara para pemimpin agama Iran belum bereaksi terhadap kesepakatan itu, seorang penasihat khusus urusan internasional ketua parlemen Iran mengatakan perjanjian antara Israel dan Uni Emirat Arab tidak akan menjamin perdamaian di kawasan itu.
"Pendekatan baru UEA untuk menormalisasi hubungan palsu dengan, kriminal #Israel tidak menjaga perdamaian & keamanan, tetapi membantu kejahatan Zionis yang sedang berlangsung," tweet Hossein Amir-Abdollahian, yang juga mantan wakil menteri luar negeri Iran.
"Perilaku Abu Dhabi tidak memiliki pembenaran, berbalik pada perjuangan Palestina. Dengan kesalahan strategis itu, #UEA akan dilalap api Zionisme," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (14/8/2020).
Sebelumnya sikap yang sama juga ditunjukkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Melalui juru bicaranya, Abbas mengecam kesepakatan tersebut pada Kamis malam.
“Pemimpin Palestina menolak dan mengecam UEA, Israel dan AS tiga pihak, mengejutkan, pengumuman,” ungkap Nabil Abu Rudeineh, penasehat senior Abbas. (Baca: Presiden Palestina Tolak dan Kecam Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab )
Diwartakan sebelumnya, Israel dan UEA mencapai kesepakatan bersejarah yang membawa pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua pihak. Kesepakatan itu tercapai dengan bantuan Presiden AS Donald Trump.
“Sesuai kesepakatan itu, Israel sepakat menghentikan penerapan kedaulatan pada wilayah Tepi Barat yang telah dibahas untuk dianeksasi,” papar sumber pejabat senior Gedung Putih pada Reuters.
“Kesepakatan itu adalah produk diskusi panjang antara Israel, UEA dan AS yang semakin cepat dalam waktu terakhir,” papar pernyataan pejabat Gedung Putih. (Baca: Dibantu Trump, Israel dan UEA Capai Kesepakatan Normalisasi Hubungan )
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Sementara para pemimpin agama Iran belum bereaksi terhadap kesepakatan itu, seorang penasihat khusus urusan internasional ketua parlemen Iran mengatakan perjanjian antara Israel dan Uni Emirat Arab tidak akan menjamin perdamaian di kawasan itu.
"Pendekatan baru UEA untuk menormalisasi hubungan palsu dengan, kriminal #Israel tidak menjaga perdamaian & keamanan, tetapi membantu kejahatan Zionis yang sedang berlangsung," tweet Hossein Amir-Abdollahian, yang juga mantan wakil menteri luar negeri Iran.
"Perilaku Abu Dhabi tidak memiliki pembenaran, berbalik pada perjuangan Palestina. Dengan kesalahan strategis itu, #UEA akan dilalap api Zionisme," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (14/8/2020).
Sebelumnya sikap yang sama juga ditunjukkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Melalui juru bicaranya, Abbas mengecam kesepakatan tersebut pada Kamis malam.
“Pemimpin Palestina menolak dan mengecam UEA, Israel dan AS tiga pihak, mengejutkan, pengumuman,” ungkap Nabil Abu Rudeineh, penasehat senior Abbas. (Baca: Presiden Palestina Tolak dan Kecam Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab )
Diwartakan sebelumnya, Israel dan UEA mencapai kesepakatan bersejarah yang membawa pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua pihak. Kesepakatan itu tercapai dengan bantuan Presiden AS Donald Trump.
“Sesuai kesepakatan itu, Israel sepakat menghentikan penerapan kedaulatan pada wilayah Tepi Barat yang telah dibahas untuk dianeksasi,” papar sumber pejabat senior Gedung Putih pada Reuters.
“Kesepakatan itu adalah produk diskusi panjang antara Israel, UEA dan AS yang semakin cepat dalam waktu terakhir,” papar pernyataan pejabat Gedung Putih. (Baca: Dibantu Trump, Israel dan UEA Capai Kesepakatan Normalisasi Hubungan )
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(ber)