Singapura Sebut Respons Israel Terhadap Serangan Hamas Sudah Lewati Batas, tapi....
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Pemerintah Singapura mengatakan respons militer Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober sudah melewati batas. Tapi, negara tetangga Indonesia tersebut tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan rezim Zionis.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel tidak akan menyelesaikan situasi atau mengurangi penderitaan warga Palestina.
Balakrishnan menanggapi pertanyaan anggota Parlemen mengenai perang Israel-Hamas sambil menguraikan rencana belanja anggaran kementeriannya untuk tahun ini.
Meskipun perang telah membangkitkan emosi yang kuat di kalangan warga Singapura, dia mendesak mereka untuk tidak membiarkan isu tersebut memengaruhi keharmonisan atau kohesi negara tersebut.
“Meskipun kita mungkin merasakan beragam emosi mengenai hal ini, hal terburuknya adalah membiarkan pertengkaran ini terpolarisasi dan memecah belah kita sebagai warga Singapura,” katanya kepada Parlemen pada hari Kamis, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/3/2024).
Pada 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Gaza; Hamas, melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Orang-orang bersenjata menerobos penghalang keamanan dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik ratusan lainnya.
Israel merespons dengan tanpa henti membombardir Gaza dan mengirimkan pasukan darat, membunuh dan membuat warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 30.000 orang telah tewas di wilayah tersebut sejak perang dimulai, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas.
Balakrishnan mengatakan Singapura mengutuk serangan Hamas dan mengakui hak Israel untuk membela diri, serupa dengan bagaimana Singapura akan menerapkan hak yang sama jika negaranya diserang.
Pernyataan itu mengulangi apa yang sebelumnya dia nyatakan dalam pidato Parlemen.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel tidak akan menyelesaikan situasi atau mengurangi penderitaan warga Palestina.
Balakrishnan menanggapi pertanyaan anggota Parlemen mengenai perang Israel-Hamas sambil menguraikan rencana belanja anggaran kementeriannya untuk tahun ini.
Meskipun perang telah membangkitkan emosi yang kuat di kalangan warga Singapura, dia mendesak mereka untuk tidak membiarkan isu tersebut memengaruhi keharmonisan atau kohesi negara tersebut.
“Meskipun kita mungkin merasakan beragam emosi mengenai hal ini, hal terburuknya adalah membiarkan pertengkaran ini terpolarisasi dan memecah belah kita sebagai warga Singapura,” katanya kepada Parlemen pada hari Kamis, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/3/2024).
Pada 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Gaza; Hamas, melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Orang-orang bersenjata menerobos penghalang keamanan dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik ratusan lainnya.
Israel merespons dengan tanpa henti membombardir Gaza dan mengirimkan pasukan darat, membunuh dan membuat warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 30.000 orang telah tewas di wilayah tersebut sejak perang dimulai, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas.
Balakrishnan mengatakan Singapura mengutuk serangan Hamas dan mengakui hak Israel untuk membela diri, serupa dengan bagaimana Singapura akan menerapkan hak yang sama jika negaranya diserang.
Pernyataan itu mengulangi apa yang sebelumnya dia nyatakan dalam pidato Parlemen.