Penceramah Umbar Ujaran Anti-Kafir, Status Masjid Kanada Dicabut

Selasa, 14 Agustus 2018 - 13:32 WIB
Penceramah Umbar Ujaran Anti-Kafir, Status Masjid Kanada Dicabut
Penceramah Umbar Ujaran Anti-Kafir, Status Masjid Kanada Dicabut
A A A
OTTAWA - Status amal Masjid Assalam, salah satu masjid terbesar di Kanada, dicabut otoritas setempat setelah penceramah tamu di masjid itu mengumbar ujaran "kebencian kafir" dan mendukung aksi bom bunuh diri. Nasib yang sama juga dialami Pusat Islam Ottawa.

Status amal dua lembaga itu dicabut pada bulan Juli 2018, setelah pejabat dari Badan Pendapatan Kanada (CRA) menyatakan keprihatinan dalam laporannya. Laporan itu menyoroti seorang penceramah tamu masjid yang mempromosikan kebencian dan intoleransi.

"Banyak pandangan yang diungkapkan oleh penceramah lembaga adalah misoginis, homophobic (anti-gay), rasis dan/atau mempromosikan kekerasan," tulis CRA Charities Branch dalam sebuah surat yang dikirim ke presiden mesjid dan diperoleh oleh Global Times.

Dalam sebuah rekaman, penceramah tamu bernama Abu Usamah At-Thahabi mengatakan kaum homoseksual harus dilempar dari gunung. Dia juga mengatakan bahwa pemboman bunuh diri adalah sah. Penceramah lain yang disoroti CRA adalah Abu Ameenah Bilal Philips, Hakim Quick dan Saed Rageah.

Channel4 di Inggris merilis film dokumenter yang menunjukkan ceramah Abu Usmah At-Thahabi.

"Tidak ada yang mencintai kafir (tidak beriman). Tidak seorang pun di sini dari Muslim yang mencintai kafir, apakah orang-orang kafir itu berasal dari Inggris atau dari AS. Kami mencintai orang-orang lslam dan kami membenci orang-orang kafir," kata At-Thahabi dalam ceramahnya. ”

"Allah telah menciptakan kekurangan pada perempuan. Bahkan jika dia mendapat gelar PhD. Kurang. Kecerdasannya tidak lengkap," lanjut ceramah At-Thahabi.

Materi ceramah yang dianggap paling mengganggu oleh CRA adalah seruan sang penceramah untuk melakukan kekerasan terhadap kaum homoseksual. "Ambil pria homoseksual itu dan lemparkan dia dari gunung," katanya.

At-Thahabi mengulangi sentimen serupa dalam ceramah di YouTube yang videonya dilansir Ottawa Citizen. "Bahkan lebih besar dari itu adalah zina. Homoseksualitas, zina, lesbianisme. Nabi berkata, 'Bunuh orang yang melakukannya. Bunuh orang yang berada di atas dan orang yang ada di bawah, apakah itu pria atau wanita'," katanya dalam video.

Penceramah lain yang menarik perhatian CRA adalah Abu Ameenah Bilal Philips, yang telah ditolak masuk ke Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jerman, Kenya, dan bahkan Bangladesh. Dia dituduh membuat hasutan dan merekrut orang untuk melakukan kegiatan teroris di Filipina.

Philips sebelumnya telah berusaha membenarkan pemboman bunuh diri. "Tindakan seperti itu tidak benar-benar bunuh diri dalam arti yang sebenarnya. Sebaliknya itu adalah tindakan militer yang membutuhkan pengorbanan hidup manusia," katanya.

Pusat Islam Ottawa dan Masjid Assalam mengatakan mereka akan mengajukan banding atas keputusan pnecabutan status amal tersebut. Kedua lembaga ini menegaskan, ceramah kebencian itu tidak berlangsung di Pusat Islam Ottawa maupun Masjid Assalam, tapi di tempat lain. Dengan demikian, keputusan otoritas Kanada untuk mencabut status amal tersebut tidak adil.

Bendara Masjid Assalam, Ali Abdulle, menilai tindakan CRA bermotif politik. Dia menyebut berita yang dipaparkan CRA "menghancurkan" komunitas.

“Itu seperti gempa bumi. Tapi apa yang bisa kita lakukan?," katanya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (14/8/2018).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4905 seconds (0.1#10.140)