DK PBB Serukan Penyelidikan Serangan Udara Saudi Cs di Yaman

Minggu, 12 Agustus 2018 - 11:12 WIB
DK PBB Serukan Penyelidikan Serangan Udara Saudi Cs di Yaman
DK PBB Serukan Penyelidikan Serangan Udara Saudi Cs di Yaman
A A A
NEW YORK - Dewan Keamanan PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman. Serangan udara itu menyebabkan puluhan anak tewas.

Dewan Keamanan berkumpul dalam sesi tertutup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Karen Pierce, perwakilan permanen Inggris untuk PBB, mengatakan dewan menyerukan penyelidikan dan transparan terhadap serangan yang menewaskan sedikitnya 50 anak dan melukai 77 lainnya.

"Semua pihak di Yaman harus menghormati kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional, khususnya aturan dasar perbedaan, proporsionalitas dan tindakan pencegahan dalam serangan," Pierce menekankan.

"Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinan besar mereka tentang ini dan semua serangan baru-baru ini di Yaman. Mereka menyerukan penyelidikan yang kredibel dan transparan serta mereka menyampaikan belasungkawa mereka kepada para korban dan keluarga mereka," kata Pierce dalam sebuah pernyataan kepada pers setelah sesi tersebut seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (12/8/2018).

Koalisi pimpinan Saudi juga telah mengumumkan peluncuran penyelidikan atas serangan itu.

Baca Juga: Serangan Udara Hantam Bus Sekolah, Koalisi Arab Gelar Penyelidikan

Serangan udara, yang menghantam sebuah bus yang membawa anak-anak di Saada, Yaman terjadi pada Kamis lalu. Peristiwa ini adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan oleh koalisi pimpinan Saudi yang didukung Amerika Serikat (AS) di negara itu.

Pasukan koalisi Arab memasuki Yaman tiga tahun lalu untuk memerangi pemberontak Houthi yang telah mengambil alih pemerintah Yaman di Ibu Kota, Sanaa. Yaman telah dilanda perang sejak 2014, ketika pemberontak Syiah Houthi menguasai sebagian besar negara itu termasuk Sanaa.

Hilangnya Ibu Kota memaksa Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi dan pemerintahnya untuk mengambil tempat tinggal sementara di kota pantai Aden di Yaman.

Konflik meningkat pada tahun 2015 ketika Arab Saudi dan sekutunya menuduh Houthi sebagai proxy Iran. Mereka kemudian meluncurkan kampanye udara besar-besaran di Yaman yang bertujuan untuk mengusir Houthi dan menopang pemerintah Presiden Hadi.

Perundingan perdamaian yang disponsori PBB yang diadakan di Kuwait tahun berikutnya gagal mengakhiri konflik yang merusak itu.

Kekerasan telah menghancurkan infrastruktur Yaman, termasuk sistem air dan sanitasi, mendorong PBB untuk menggambarkan situasi itu sebagai "salah satu bencana kemanusiaan terburuk di zaman modern".
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5164 seconds (0.1#10.140)